Persona Intikalia

21 Apr 2011

Mengapa Tidak Ada Hari Kartono?

Siapa yang tidak tahu tanggal 21 April adalah Hari Kartini? Hampir seluruh masyarakat tahu tentang hari ini. Hari di mana digaung-gaungkan sebuah paham yang sedikit merusak moral bangsa ini. Paham itu adalah Emansipasi Wanita. Mengapa saya bisa berucap bahwa paham emasipasi wanita sedikit merusak bangsa? Berikut adalah penjelasannya.

Pertama,apa yang paling sering diangkat dari paham emansipasi wanita ini? Ya, mereka mengatakan "Persamaan Hak". Mereka meminta agar hak wanita disamakan dengan hak yang didapat oleh pria. Sepintas itu sah-sah saja. Namun pernahkah Anda berpikir tentang kewajiban? Pernahkah emansipasi menggaungkan tentang "Persamaan Kewajiban"? Tentu tidak. Bagaimana menurut Anda jika Kewajiban tidak sama, namun menuntut Hak yang sama? Apakah itu Adil? Bisa Anda analogikan dengan Kewajiban seorang Presiden dengan Kewajiban Tukang Becak. Apakah Etis seorang tukang becak meminta hak yang sama seperti halnya hak seorang Presiden?

Kedua, emansipasi wanita ini juga memberikan dampak buruk bagi pembentukan karakter seorang wanita itu sendiri. Karena inilah, para wanita jaman sekarang khususnya Indonesia, sebagian besar tidak mau belajar untuk memasak. Apa yang keluar dari mulut mereka? Ya kan bisa beli makanan di warung. Ya inilah fenomena yang terjadi. Padahal, bagi seorang suami, masakan istrinya adalah masakan yang paling enak di dunia ini karena diramu dengan rasa cinta. Maklum saja jika banyak suami yang kurang cinta dengan istrinya dikarenakan karena kurangnya si istri memberikan ramuan cinta kepada suaminya.

Ketiga, seorang wanita adalah tonggak negara. Tidak bisa dibayangkan jika wanita-wanita dari sebuah negara sudah rapuh. Maka, negara itu akan hancur. Di balik kemenangan seorang pria, selalu ada wanita kuat yang mendampinginya. Percaya atau tidak. Wanita yang kuat ialah wanita yang mempersiapkan generasi mudanya dan selalu memotivasi suaminya. Bisa Anda lihat sekarang di mall-mall, para wanita lebih suka belanja dibandingkan dengan mendidik anak-anak mereka dengan benar. Kebiasaan ini datang dari emansipasi wanita, yang mengajarkan kesamarataan hak.

Keempat, Anda pernah lihat SSTI (Suami-Suami Takut Istri)? Itulah fakta nyata dari emansipasi wanita. Apakah Anda sebagai seorang suami akan rela jika istri Anda seperti itu? Saya rasa, sebagai seorang lelaki, Anda sangat sangat sangat sangat sangat tidak ingin.

Masih banyak lagi kebobrokan-kebobrokan dari emansipasi wanita ini. Setiap kali melewati 21 April, diotakku selalu terbayang, "Ah, aku harus cari calon istri yang tidak menganut paham emansipasi wanita, masih banyak wanita-wanita baik yang belum nikah di dunia ini."

25 komentar:

  1. waduhh sabar dung John...heheh*nyengir kuda. Well, aku senang ada emansipasi, dari sisi positif. krn sekarang wanita bisa sekolah setinggi yg dia mau dan mampu. Aku jg senang wanita sekarang bisa berkarir semau yg dia mampu selama asal ketika dia pulang ke rmh menyadari posisi sbg pendamping seorang kepala rumah tangga. Btw aku suka cook and baking lho, bahkan bisa menghasilkan uang dari kegiatan itu*promosi dikittt. Jadi masih banyak wanita2 modern yg baik dan bisa menempatkan diri mengenai emansipasi sesuai porsinya. Okay... *senyum dung John...hehheh

    BalasHapus
  2. hmmmm...ternyata si john patriarkis, wkwkwkwk...
    jangan menyudutkan kaum wanita gtu dong, ah!

    BalasHapus
  3. hihi.... memang bener, kadang kata 'emansipasi' yang digembar-gemborkan malah jadi salah kaprah... jadi kebablasan. padahal masing2 udah ada hak dan kewajiban sendiri2. menurut aku, boleh lah wanita punya karir yang setara dengan pria, ato bahkan lebih. tapi jangan sampai melupakan kodrat kalo kita tetaplah wanita yang tetap harus menghormati suami sebagai seorang pemimpin, dan tetep bertanggung jawab pada urusan rumah tangga, terutama anak...

    BalasHapus
  4. melihat fakta tersebut, sepertiny tdk sedikit wanita indonesia yg tdk mengerti tentang emansipasi gender

    BalasHapus
  5. ga ada hari kartono dan hari ayah di indonesia

    sungguh tak adil :|

    BalasHapus
  6. setuju 101% john..
    Jangan sampai wanita melupakan kewajiban yang sesungguhnya.

    BalasHapus
  7. Mungkin karena kaum laki2 g perlu hari

    BalasHapus
  8. hari kartini menurut gue adalah penyemangat kaum ibu untuk berjuang dan menunjukkan kalau wanita memiliki kekuatan spesifik dimana tidak dimiliki oleh pria. trus kenapa ga ada persamaan kewajiban, ya soalnya kewajiban pria dan wanita itu beda. bayangin kalo cowok disuruh nete'in bayi... hmmm, yummy. buahahhaha.

    BalasHapus
  9. gak semua perempuan gitu kali.... perempuan yang bangun pagi langsung kerja di dapur buat keluarga, perempuan yang dengan setia nunggu suami pulang kerja sementara dirinya mengawasi perkembangan anak dengan baik, dan perempuan yang dengan hormat menjadikan suaminya sebagai imam, mauuuu dikemanain???

    kalo fikiran mas tentang emansipasi wanita segitu bobroknya saran aku cari perempuan yang mengerti dan paham agama hingga bisa melaksanakan dengan baik hak serta kewajibannya sebagai perempuan.

    BalasHapus
  10. halah John... habis sejak saat diciptakan manusia, Adam itu kena rayuan Hawa. laki-laki gak usah dirayain juga udah superior...

    BalasHapus
  11. Bukan salah wanita bila tidak ada hari Kartono..

    yang jelas menuntut hak harus disertai tunainya kewajiban

    BalasHapus
  12. ah ya.. aku setuju. aku sebagai wanita juga berpikir begitu. emansipasi emang emansipasi tapi tetep gak boleh melupakan kewajiban seorang wanita.. :D

    BalasHapus
  13. @tiwi: hahah ... saya ini sudah sabar mbak :)

    @Huda Tula: siapa yang menyudutkan? saya kan hanya memberikan saran terhadap wanita2 yang tidak pada jalannya :)

    @Aina: begitulah :)

    @Rahman Raden: di Indonesia, itulah Indonesia

    @r10: hahah :P

    @Adryan Nurdien: wow ... 101% kelebihan 1% tuh :P

    @Ancorez: sepertinya begitu :D

    @ReBorn: hahah ... geli banget om kalo nete'in :D

    @Retno Novitha S: ya sapa yang bilang semua perempuan? saya kan hanya menunjuk pada yang merasa saja :D

    @Ami: hem ... gitu yah mbak :)

    @YeN: lantas salah siapa? haha :D

    @AkaneD'SiLa: yup :)

    BalasHapus
  14. John, kalau persamaan kewajiban juga diikutkan dan digembar-gembor. Lantas perempuan sibuk bekerja layaknya laki-laki karena merasa memiliki persamaan kewajiban (mencari nafkah dan sebagai kepala rumah-tangga), lalu apa kamu masih protes kalau istrimu ndak masak dan malah sebaliknya istrimu pengen dimasakin sayur lodeh sama kamu?

    Nggak semua perempuan lupa akan kewajibannya dan melulu menuntut haknya. Semoga pilihanmu nanti tepat :)

    BalasHapus
  15. idealismeku mengarahkan agar istriku tidak bekerja mencari nafkah, mencari nafkah adalah tugasku
    tugas istriku adalah menjaga suami dan anaknya :)

    BalasHapus
  16. huaaaa, enake rek... aku ndak usah kesel golek duit, bojoku sing golek.

    ungkang2 di rumah ngurus anak ma suami, hadohhhhhh... pengen! >.<

    BalasHapus
  17. salah Kartono kenapa dia tidak melakukan sesuatu sehingga bisa dikenang seperti kartini, haha :p

    ehem2, keliatannya ada yg pengen jadi istrimu jon ;)

    BalasHapus
  18. setuju!!!
    sebenarnya, apa yang mereka maksudkan dengan emansipasi adalah degradasi bagi perempuan. itu karena kiblat mereka dalam memperjuangkan emansipasi adalah barat, yang memang dari dulu berusaha menurunkan martabat wanita dengan segala cara, meskipun yang tampak kenikmatan (baca;kesenangan) yang mereka peroleh.
    perempuan bagi mereka hanya sebagai bahan eksploitasi dengan balutan emansipasi.
    herannya, banyak orang, tidak hanya di negeri kita yang tertipu.

    salam kenal mas+kunjungan pertama nih

    BalasHapus
  19. @Ajeng Sari Rahayu: haha :D
    la kan memang seharusnya wanita dimanjakan dengan itu

    @YeN: siapa? #melirikkanankiri :D

    @nashr: betul banget bang
    karena emansipasi wanitalah, wanita kini tereksploitasi :)

    BalasHapus
  20. setiap manusia memang memiliki hak yang sama,kan?jadi ya kenapa nggak. adil kan gak harus sama. masing-masing akan bisa mendapatkan hak nya jika telah melakukan "bayarannya".tapi, "bayarannya" kan bisa berbeda tiap orang.

    jadi ya gak ada masalah dengan itu. asalkan jika dalam berkeluarga, masing-masing dapat menempatkan dirinya dan memastikan bahwa kebutuhan keluarga itu ada yang memenuhi sih, oke oke aja. yang penting masalahnya beres kan?mau yang kerja si suami,istri, atau 2-2nya, yang penting mereka dapat mengatur kehidupan keluarganya secara seimbang sih, gak masalah kan?

    o ya, setuju sama yenny, yang salah kartono, gak bikin karya yang setara dengan kartini

    BalasHapus
  21. ga salah sih di adain hari kartini, buat penyemangat kaum perempuan, ini membuktikan bahwa perempuan juga mempunyai hak2 yg setara sama laki2, perempuan bebas berkarir dan berkarya, tapi ya tetap, ada batasnya....
    o ya, komennya si reborn bikin ngakak.. hahahaha...

    BalasHapus
  22. @kacho: hahah ... sapa tuh kartono? saya aja ga kenal ... hahaha :P

    @affie9: hahah ... si ReBorn emang selalu lucu :P

    BalasHapus
  23. haha, ga seru dong kalo aku yang bilang :p

    BalasHapus
  24. karena kartono orangnya low profile ga mau dipopulerin...

    BalasHapus