Persona Intikalia

21 Apr 2012

Galau Tahun Lalu

Tepatnya 21 April 2011, tahun lalu. Saat itu aku masih belum punya laptop lagi semenjak tragedi menyakitkan itu. Biasanya aku sering ke perpustakaan untuk meminjam buku kuliah dan sekalian juga ngenet bentar bikin entri di blog ini. Mengenaskan memang nasib seseorang yang ga punya laptop. Di mana laptop adalah senjata utama mahasiswa yang kuliah di jurusan yang aku pilih saat ini. Sejumlah kegalauan saat itu pun seakan berkumpul menjadi satu.

Saat aku berjalan menuju perpustakaan bersama teman-temanku, aku melihat sesosok cewek yang sepertinya aku mengenalnya. Dia pun melihatku. Aku terdiam dari langkahku, teman-temanku meneruskan langkahnya karena tak sadar aku telah diam terpaku sesaat karena itu. Ya, aku melihatnya, dia pun melihatku. Saat itu mungkin dia ragu untuk menyapaku. Maklum sejarah hidupku aku tak pernah berambut gondrong, kecuali memang saat itu dan beberapa bulan yang lalu. Saat sekilas tatapan itu pun ternyata seakan terjadi penghentian waktu. Aku merasa telah berpikir banyak hal tentang dia dalam waktu sekejap itu.

...

Dia. Ya, dia. Dia cinta pertamaku. Dia yang sering aku tulis di blog ini, dulu. Dia yang telah membuatku mengenal intikali. Dia yang telah membuatku "gila" dalam jangka waktu yang lama, sekitar 2 tahun. Tapi, dia sudah punya pacar. Dan sepertinya itulah jalan hidupnya. Aku? Aku, apakah aku harus mengambil jalan cerita bersamanya? Sepertinya tidak. Tapi ... Tidak, aku tak mungkin merebut dia dari pacarnya. Bisa saja aku merebutnya dengan kemampuanku saat ini, tapi itu bukan jalan yang terhormat. Aku tidak akan melakukan hal "gila" lagi demi dirinya. Biarkan dia dengan kebahagiaannya sekarang. Mungkin Dia punya kehendak lain untukku. Lagi pula, dia bukan cewek yang masuk pada kriteria yang telah aku buat saat SMA dulu. Dia lebih ke arah pengekor Kartini. Dan aku tidak suka itu. Sudah, biarlah dia begitu. Biarlah aku begini. Aku ya aku, dia ya dia. Not connected.

...

Lalu aku pun berpaling darinya. Hanya rambut gondrongku saja yang bisa melihatnya, mataku tidak. Aku pun meneruskan hidupku yang sedang galau saat itu. Dengan menaiki tangg-tangga di perpustakaan kemudian memori tentang dia hilang lambat laun bersama langkahku. Aku pun melupakannya ketika aku sudah membuka browser dan menulis entri di blogku. Cerita pun tamat. Keduanya hidup bahagia (sepertinya), namun tidak bersama. Karena aku sudah punya, dia sudah punya. Ga ada yang saling mengganggu dan melakukan interferensi masing-masing.

Cinta pertama adalah cinta di saat kau pertama kali mengenalnya. Begitu membekas, begitu berarti. Namun bukan berarti harus menaklukkannya. Karena dunia sedang menunggumu untuk kau taklukkan. #mantraintikali

12 komentar: