Persona Intikalia

22 Des 2012

Hari Ibu

John: Kamu ga ngerayain Hari Ibu?
Iska: Enggak, kenapa?
John: Kamu ga sayang ibumu?
Iska: Sayang dong.
John: Kug ga ngerayain Hari Ibu?
Iska: Maaf, apakah tidak merayakan Hari Ibu berarti tidak sayang pada ibu? Apakah sayang pada Ibu harus satu hari saja? Aku menyayangi ibuku setiap hari.
John: Tapi kan ...
Iska: Banyak yang ngerayain Hari Ibu, baiknya cuma sehari sama ibunya. Di hari-hari lain mereka menyakiti hati ibu mereka. Ga nurut sama omongan ibu, padahal omongannya bener. Kurang terima dengan pelayanan yang telah ibu mereka berikan.

***

Aku jadi teringat percakapan dengan seseorang. Yang karena dia aku sempat debat dengan ibuku. Mungkin sempat cintaku padanya melebihi cintaku pada ibuku beberapa saat. Padahal wanita pertama yang aku kenal adalah ibuku, wanita yang mencintaiku pertama kali adalah ibuku. Dia adalah wanita yang kesekian kalinya. Kemudian aku pun mulai kurang cintaku pada ibuku. Hingga suatu saat kami (aku dan dia) berdebat lagi. Dia meminta maaf karena dia membuat aku dan ibuku sempat berdebat pada masa yang lalu. Dia juga menyuruhku untuk mengutamakan ibuku. Aku merasa bersalah. Aku terlalu mengikuti egoku. Aku lupa prioritas. Prioritas, inilah yang membuatku sering salah langkah ketika dihadapkan beberapa pilihan di depan mata. Kini aku yakin, dia memang baik karena menyadarkanku akan pentingnya berbakti pada ibu. Dia juga menceritakan tentang dirinya dan membuatku semakin merasa bersalah dan tak boleh mengulangi pengalaman buruk itu.

***

Iska: Dari mana, Bu?
Ibu: Ini dari beli perlengkapan buat Januari. (sambil menyodorkan sesuatu padaku)
Iska: Wew, apa ini?
Ibu: Coba buka dulu.
Iska: (membukanya) Wew, aku kirain ini mainan, ternyata ...
Ibu: (tertawa) Ya emang ga ada lagi tempatnya selain itu.
Iska: Ya sudahlah, semoga dia suka. Tapi beneran imut nih kayak dia.
Ibu: (tersenyum) Ya kan dia emang masih muda.
Iska: Iya sih, yang kemarin itu juga imut.
Ibu: Iya, mungkin mamanya akan geleng-geleng dengan semua perlengkapan ini.

Maaf jika pengunjung tidak memahami maksud dari artikel ini. Sedikit sekali yang paham. Mungkin hanya beberapa orang saja. Aku tidak mengucapkan Selamat Hari Ibu, karena Hari Ibu bagiku adalah setiap hari.

14 komentar:

  1. haduh entri ku jadi keduluan, masih di scheduled -.-
    semoga lancar januarinya, apapun itu hehheh

    BalasHapus
  2. jadi kangen mama
    *padahal tiap menit ketemu mama :D*

    BalasHapus
  3. kadang emang sy suka berdebat, hehe dan selalu merasa benar. Ternyata hanya soal kekhawatiran beliau yg berlebihan :D

    BalasHapus
  4. yang komen di atas cewek semua ternyata :D
    udah pada mau jadi calon mama yah :P

    BalasHapus
  5. Iya yg bagian bawah saya gak ngerti (T^T

    BalasHapus
  6. tidak penting untuk dirayakan lah, bakti kita kepada mereka lah yang terpenting. biar nggak talk more do less ^^v
    tapi peran ayah juga tidak kalah pentingnya :')

    BalasHapus
  7. semoda dimudahkan, udah bagus itu John. hari ibu kan bisa kapan saja...setiap hari juga boleh.

    dan bagus lagi nasehatnya itu, berbaktilah sama ibu-nggak cuma sama ibu aja sih...yah, km udh ngerti kali.

    BalasHapus
  8. owhh acaranya januari yah.... hmm

    BalasHapus
  9. numpang nyepam.

    tak kirain kwe soko watu om.
    koyo kera sakti.

    cak, templatemu kok menyenangkan toh.
    hahahaha

    BalasHapus