Persona Intikalia

2 Jun 2014

Black Campaign dalam Perjodohan

Mencari keburukan calon pasangan itu boleh loh. Jangan pernah berpikir bahwa mencari keburukan itu semuanya tidak boleh. Misalkan saja kamu ingin nikah dengan seorang wanita, kamu boleh mencari keburukan-keburukannya agar nanti di kemudian hari jika beneran nikah sama dia ga bakal menyesal. Jangan beli kucing dalam karung.

Bukan berarti harus incip-incip dulu baru dibeli, karena cewek bukan cemilan yang sebelum beli boleh incip sampelnya. Cukup tahu keburukan terparah apa yang ada pada cewek tersebut. Jika sekiranya kamu bisa menerimanya, silakan lanjut. Jika tidak, jangan beritahukan aibnya ke orang lain. Ya siapa sih yang mau aibnya disebar di mana-mana.

Ga hanya pemilu yang mengenal black campaign, perjodohan juga mengenalnya. Tidak banyak perjodohan yang berakhir gagal gara-gara ada pihak yang dikelabuhi/difitnah seseorang yang mengatakan keburukan yang sebenarnya tidak ada pada calonnya. Namun, perlu diketahui bahwa bukan berarti menunjukkan kejelekan yang sebenarnya itu adalah black campaign, itu hanyalah negative campaign.

Negative campaign ini tidaklah terlarang dalam perjodohan. Karena dengan negative campaign ini, kita tahu siapa sebenarnya calon kita. Kita bisa menerima atau tidak. Semua yang karep/punya gawe tentu biasanya ga bakal menunjukkan kejelekan-kejelekannya. Yang ditunjukkan adalah kebaikan-kebaikan semu yang itu akan pupus saat menjalani rumah tangga. Itulah kenapa banyak orang yang pacaran putus. Karena pesona pertama adalah semu dan terlalu dibuat-buat. Jika pesona pertama murni akan membuat hubungan awet. Tapi jangan kemudian tetep pacaran terus hingga 10 tahun, nanti dikira kredit KPR #becanda.

Bedanya perjodohan dengan pemilu sebenarnya hampir sedikit. Sebenarnya rakyat ingin mencari jodoh yang cocok untuk 5 tahun kedepan. Jadi rakyat harusnya bener-bener tahu apa saja keburukan-keburukan calonnya. Tujuannya ya sama, agar sampe 5 tahun kedepan tidak menyesal. Kadang lucu aja ketika ada berita negatif tentang seorang calon, eh buru-buru dikatain black campaign. Padahal boleh jadi itu adalah negative campaign, fakta keburukan yang sebenarnya. Sayangnya kadang kita tidak peka dan kekaguman pada sosok membuat kita tidak objektif. Apa yang ada di permukaan itu tidak seperti yang ada di dalamnya. Tidak ada hiu di air yang beriak.

Kalo bicara masalah perjodohan ini, jadi inget masa-masa ngelamar. #senyum2sendiri

6 komentar:

  1. aku ga mau ikut-ikutan sama mereka yg kampanye, kebanyakan dari mereka sudah hilang akal sehatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha ... kebanyakan mereka terlalu fanatik :D

      Hapus
  2. Balasan
    1. kalo ga males ke TPS, kemungkinan besar pilih Prabowo :D
      ga tahu kurang sreg aja sama Jokowi, hehe

      Hapus
  3. nah ya inget apa kok senyum2 sendiri

    BalasHapus