Persona Intikalia

31 Agu 2014

Mulutmu Harimaumu

Mulutmu harimaumu. Ungkapan ini dikenal sejak iklan salah satu operator beberapa tahun yang lalu. Memang, mulut adalah hal yang berbahaya. Betapa banyak orang yang menyesal karena tidak bisa menjaga mulutnya. Dalam Islam juga ada hadist yang menjelaskan bahwa manusia akan selamat jika bisa menjaga dua hal, yaitu apa yang ada di antara dua rahangnya (mulut) dan apa yang ada di antara dua pahanya. Begitu dahsyatnya pengaruh mulut ini.

Beberapa hari yang lalu tentu kamu masih ingat kisah seorang mahasiswa S2 UGM yang marah-marah melalui Path. Dan kini dikabarkan dia dibui dan mendapatkan sanksi akademik dari kampusnya. Tahu gara-gara apa? Ya, gara-gara tidak bisa menjaga mulutnya (dalam hal ini berupa tulisan). Media sosial memang ganas. Tulisanmu, harimaumu!

Masih ingat lagi dengan seorang yang dibully gara-gara dia maki-maki ibu hamil di akun media sosialnya? Kasus itu pun juga mendapatkan banyak bully. Tapi untungnya dia ga spesifik. Nah yang dialami si Flo ini lebih spesifik menghina banyak orang Jogja. Tentu saja mendapatkan amarah yang berlebihan dari orang-orang Jogja, sampe dibuikan. Jika ada orang yang membela si Flo, karena beralasan si Flo lagi emosi atau apa, tentu ini juga tidak bisa dibenarkan. Jika dibenarkan, maka orang lain akan melakukan hal yang sama dan meminta pembenaran.

Marah memang keadaan yang sangat berbahaya. Bukan hanya pada orang lain yang kena marah, tapi marah juga bahaya bagi pemiliknya. Maka sebaik-baik orang adalah yang bisa mengendalikan dirinya dalam keadaan marah. Semua orang bisa berpikir waras dalam keadaan tidak marah, namun dalam keadaan marah kebanyak orang tidak bisa berpikir waras. Dan kepribadian seseorang akan terbuka dengan sebenar-benarnya saat dia marah.

Hal yang paling aman dalam keadaan marah adalah diam. Ngomong pun pasti kacau. Semua orang pernah mengalami marah, begitu juga saya. Saya pernah mengalami sendiri bahwa ketika marah saya ngomel-ngomel, masalah semakin runyam. Setelah marah dan ngomel selesai, saya menyesali semua omelan saya. Untungnya istri saya sabar dan mau memaafkan saya saat itu. Sejak saat itu, saya kalo marah pasti memilih diam. Biar ga ada yang tersakiti, hehe. Begitu juga istri saya, kalo lagi marah dia diam. Kami pun, sepertinya saling menyepakati, kalo lagi marah memilih diam. Kalo udah ga marah biasanya malah kangen, hahah.

Kadang saya pun juga berhati-hati menulis apa pun di blog ini. Meskipun blog ini ga terkenal, tapi bisa jadi ada orang jahil yang menge-share tulisan saya yang bermuatan amarah di media sosial, dan terjadilah kekacauan. Kalo dipikir-pikir, lah dari mana akun Path si Flo itu bisa kesebar kalo ga ada orang-orang yang jahil? Apa mungkin si Flo men-screenshot status Path-nya sendiri lalu nulis thread di Kaskus? Tentu saja ga mungkin. Maka hati-hatilah dengan banyaknya hater di sekitar kita. Jangan sampe amarah kita di-buzz oleh hater, dan ujung-ujungnya kita yang susah. Mulutmu harimaumu. Kalau lepas, bisa memakanmu.

8 komentar:

  1. wahh saya belum pernah denger tuh kasus, gimana kejadiannya itu mas? sampe dibui sgla

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada mas, cek aja di detik.com, lagi rame tuh di sana

      Hapus
  2. malu"in almamaternya dan dia s2 pula -,-

    BalasHapus
  3. tarik nafas panjaaaaaang supay agak marah :)

    BalasHapus
  4. makin parah karena status dia di screenshot ... kalau islam jadi ghibah deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah yo
      kita harus hati2 dalam bikin status :D

      Hapus
  5. harus jauh-jauh dari medsos kalau lagi marah
    yang baca juga belum tentu nyaman.

    menurut saya, ditahannya Florence sangat berlebihan. ibaratnya cuma mengaum sekali terus langsung ditikam habis-habisan#halahlebay

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin kalo dia mengaum menyalahkan SPBU nya ga masalah
      tapi dia kayaknya salah mengaum, malah menyalahkan Jogja
      ibarat buruk muka cermin dibelah, kan harusnya mukanya yang dibelah #upsss

      Hapus