Persona Intikalia

10 Jun 2015

Bersyukur untuk Menambah Nikmat

Menjadi manusia yang bersyukur sebenarnya bukanlah hal yang sulit, namun selalu saja bawaan hawa nafsu untuk mengajak untuk tidak mensyukuri yang ada. Beberapa minggu yang lalu, saya gagal maju sidang skripsi karena dinyatakan tidak direkomendasikan. Sedih sih, namun bukan berarti harus berlarut-larut. Mungkin saya ada hikmah di balik ketidakberhasilan ini.

Saya termasuk manusia yang serba telat. Saat masuk SD, umur saya telat 1 tahun. Akhirnya jadi lebih tua dari teman sepergaulan. Saat lulus SMA, mau masuk perguruan tinggi, saya kembali lagi telat. Di tahun pertama saya gagal tes SNMPTN. Namun, alhamdulillah di tahun kedua saya berhasil masuk Teknik Elektro ITS. Hal ini kemungkinan besar karena salah satu doa temenku yang lagi naik haji di Arab. Sebelum dia berangkat, dia SMS kalo dia minggu depan mau naik haji, saya ditanya minta apa. Saya sih simpel banget, saya bilang ga minta apa-apa kecuali doakan saya lulus SNMPTN tahun depannya. Dan alhamdulillah masuk.

Setelah kuliah di Elektro, di tahun keempat saya berencana untuk bisa lulus. Namun, takdir berkata lain. Saya tidak lulus di tahun keempat, padahal tinggal skripsi dan dua mata kuliah lainnya. Dan hingga saat ini, saya juga masih belum lulus skripsi, hehe. Dan lagi-lagi saya telat lulus. Mungkin jika kamu jadi saya, agak gimana gitu.

Tapi, itu bukanlah kendala untuk tidak bersyukur. Karena di sisi lain saya mendapatkan banyak hal yang harus dan pantas disyukuri. Saya menemukan pujaan hati saya selama ini, yang saya idam-idamkan sejak dulu, hehe #lebay. Kriteria istri saya yang sekarang nyaris persis banget seperti yang saya ucapkan dalam doa. Dulu saya pengen banget punya istri orang Jepang, eh menggok dikit, ga jadi Jepang, menclok ke China, walaupun cuma keturunan China. Ya yang penting kan sama sipitnya, cuma bedanya ga bisa ngomong Jepang, hehe.

Justru itu yang membuat saya bersyukur. Kalo seandainya saya beneran dapet orang Jepang, saya juga bakal susah ngegombalin dia. Apalagi nanti kalo ketemu saya orang tua saya, saya harus jadi penerjemah. Ribet banget uey.

Di sisi lain, teman-teman kuliah saya sudah lulus dan mendapatkan pekerjaan yang benar-benar dikatakan sebagai pekerjaan. Nah saya? Saya masih belum jelas ini pake status kerja apa, kerja di mana. Bahkan saya bingung tentang status saya saat mau ngurus NPWP, hehe. Tapi, hal itu semua harus tetap disyukuri. Meskipun saya tidak bekerja di perusahaan seperti teman saya, saya masih bisa memberikan nafkah pada istri dari ngoding template, bikin web launcher android, dan ngerjain job review blog. Entahlah, kadang rejeki memang datang dengan cara yang cantik.

Saya percaya, keadaan saya ini akan berubah nantinya. Ga mungkin kayak gini terus, suatu saat saya akan mendapatkan uang yang lebih besar dan bisa beli rumah sendiri dan sebagainya. Tapi ga tahu itu kapan. Ya mungkin aja ada yang tiba-tiba nge-hire saya dengan gaji yang gede, hehe #ngarep.

Saya percaya, dengan bersyukur, nikmat akan semakin ditambah. Ga percaya? Mungkin kamu tidak akan pernah percaya ketika kamu tidak pernah di dalam kondisi yang mendesak. Selalu saja ada orang-orang baik yang datang ngasih kerjaan pada saat saya lagi butuh duit. Dan bulan ini hingga beberapa bulan kedepan masih banyak kerjaan yang harus saya selesaikan untuk biaya persiapan persalinan istri yang kedua. Padahal beberapa bulan yang lalu saya bingung duit apa yang mau aku pakai untuk persalinan istri.

Man lam yasykurinnas lam yasykurillah (Barang siapa yang tidak berterima kasih pada manusia, maka dia tidak bersyukur pada Alloh). Maka, saya ucapkan terima kasih kepada semua orang yang ngasih kerjaan ke saya :)

4 komentar:

  1. Semoga persalinannya lancar nantinya ya. HPL-nya Enny kapan?

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah mengingatkan melalui postingan ini tentang bersyukur

    BalasHapus