Persona Intikalia

5 Okt 2015

Mungkin Dia China

Pengalaman tadi siang, paket datang ke rumah. Adalah hal yang biasa kurir datang ke rumah mengirimkan paket. Setelah paket saya buka, ternyata barang pesanan saya ada yang tidak sesuai dengan yang saya inginkan. Memang secara kualitas, sama bagusnya. Semua hanya perkara modelnya saja yang beda.

Nah karena ketidaksamaan antara pesanan dan yang saya dapatkan, istri saya memberikan ulasan kepada penjualnya di Tokopedia dan memberi bintang satu. Saya pikir hal itu akan biasa saja. Karena waktu itu saya pernah beli pelindung ponsel tidak cocok, bahkan tidak bisa kepake karena kekecilan, saya kasih bintang satu, ga ada balasan apapun dari penjual. Seakan penjual acuh. Namun, untuk kasus kali ini berbeda. Penjualnya langsung message saya. Dia menanyakan mengapa saya memberi bintang satu dan menulis review yang kurang enak.

Maklum, review-review sebelumnya bagus-bagus. Mungkin hanya saya saja yang menulis review jelek dari sekian pembelinya. Dan memang saya selalu berusaha jujur untuk memberi review di Tokopedia. Alasannya agar penjual melakukan evaluasi dan pembeli lainnya juga tidak terkecoh. Jelek ya saya kasih review jelek. Kalo bagus ya saya kasih review bagus.

Lanjut ke tadi, saya pun membalas message penjual itu. Saya katakan memang barang yang saya dapatkan tidak seperti gambar yang ditampilkan. Modelnya beda. Penjual pun sepertinya penasaran dengan barang yang sudah sampai ke saya. Dia pun menyuruh saya untuk menambahkan kontak BBM-nya lalu mengirim gambar barang yang saya dapatkan. Saya tambahkan dia di kontak BBM saya. Saya unggah foto barangnya. Apa respon penjualnya?

Saya kaget dengan responnya. Dia langsung minta maaf dan menyarankan untuk retur barangnya dan akan diganti sesuai yang ada di gambar. Saya sih sebenarnya puas-puas saja dengan barang yang modelnya ga sesuai. Toh kualitasnya juga bagus. Hanya saja, saya ingin memberikan umpan balik yang jujur. Saya juga tipe orang yang malas melakukan retur barang. Bahkan saat beli pelindung ponsel yang lalu saja, walaupun tidak cocok dengan tipe ponsel saya, saya tidak melakukan retur. Saya hanya menandai, bahwa saya tidak akan pernah beli lagi di penjual itu, hehe. Ini malah lebih kejam yah :D

Kembali ke penjual tadi, penjual tadi pun tanya ke saya bungkusan paketnya agar bisa diidentifikasi pegawainya yang salah masukin barang. Saya sih malas, toh bungkusnya udah masuk tong sampah, hehe. Saya hanya bilang ke dia, ga masalah. Saya tidak perlu retur barang karena memang barangnya kualitasnya bagus, hanya modelnya saja yang beda.

Si penjual tadi pun memohon ke saya agar review dan bintang yang saya kasih diubah. Awalnya cuma saya kasih bintang satu, lalu saya ubah ke bintang empat. Tidak bintang lima, karena memang saya tidak mendapat apa yang saya mau.

Dari kejadian ini, saya menarik pelajaran bahwa masalah bintang saja, penjual ini sampe rela menghubungi saya bahkan menawarkan retur barang. Padahal mungkin bagi penjual lain bintang-bintang itu hanya sebatas formalitas. Namun, tidak untuk penjual ini. Sepertinya penjual ini memahami bahwa ulasan saya dan bintang satu saya itu bisa jadi berbahaya kedepannya, hehe. Jelas itu berbahaya. Ketika pembeli melihat ada cacat satu saja berupa ulasan buruk, maka pembeli akan berpikir sepuluh kali untuk membeli di penjual tersebut.

Dari hal ini, akhirnya saya nyeletuk ke istri saya yang meladeni chat penjual ini di BBM dengan mengatakan "Mungkin dia China". Istri saya pun ketawa. Saya tahu betul watak jualan orang China. Mereka sangat peduli dengan respon pembelinya. Dan berkali-kali berurusan dengan orang China yang jualan, mereka memang seperti itu. Kasih harga paling murah dengan pelayanan maksimal. Entah penjualnya China beneran atau cuma dugaan saya.

3 komentar:

  1. Tiap orang punya karakter ya, tapi biasanya emang ada kesamaan karakter pada suatu etnis atau bangsa. Misal Jepang yang sopan-sopan, Indonesia yang santun/pemaaf, dll.

    Orang China juga supel kalo jualan, ngga gampang nyerah. Apapun akan dilakukan sampai terjadi closing :D

    BalasHapus