Persona Intikalia

21 Jan 2016

Alasan Aku Suka Kamu

Klasik. Klise. Aku suka kamu karena kamu bla bla bla atau apalah. Kemudian sang cowok menjabarkan panjang lebar hingga si cewek tidak sadar dia sudah melambung tinggi dan semakin besar kepala. Seandainya pakai helm, helmnya mendadak kekecilan.

Berbeda dengan saya. Eh, emang siapa saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya blogger yang dulunya sering nulis ga jelas di blog ini dan lebih banyak menuai kegalauan di posting blog ini. Tapi, kini blog ini telah berubah. Mengapa berubah? Ya, karena saya tidak sengaja menjadi berubah. Mulai menikah dan punya anak. Meskipun saya sudah banyak berubah dari sebelumnya, tapi ga masalah kan sesekali menulis sedikit postingan yang mirip-mirip seperti dulu.

Saya juga kadang bingung mengapa saya suka dengan istri saya. Jangan-jangan saya diperdaya atau diguna-guna nih. Haha, tentu saja tidak. Istri saya bukanlah penyihir jahat yang secara acak menyihir cowok pas-pasan seperti saya ini. Apa untungnya coba. Ganteng juga enggak.

Oleh karena itu kadang saya memikirkan kembali mengapa saya tiba-tiba memutuskan untuk menyukai istri saya lalu mengajak menikah. Nah loh, kenapa baru dipikirkan sekarang. Kan udah 3 tahun yang lalu nikahnya. Hehe, hanya sekedar iseng aja memikirkan kira-kira apa yang membuat saya jatuh cinta.

Kakak ipar dan mertua saya pun dulu suka iseng tanya ke saya, waktu masih lamaran, mengapa saya milih istri saya. Padahal di Surabaya kan banyak cewek, yang bahkan jauh lebih cantik dari istri saya. Tapi kenapa harus mengejar sampai ke Purwokerto? Entahlah.

Jika dikatakan karena baik, enggak juga. Bahkan saya tahu sisi buruk istri saya dengan detail. Mungkin cowok yang baru kenal akan berpikir kembali untuk meneruskan hubungan dengan cewek macam istri saya. Tapi saya enggak, bahkan malah tidak masalah. Bahkan saya lebih suka cewek yang apa adanya, menunjukkan sisi buruknya pada saya sebelum menikah. Kan ada tuh cewek yang saat pacaran baik, lalu cowoknya yakin menikahinya. Nah, pas udah nikah keluar semua boroknya. Dan cowoknya putus asa, namun mau mengakhiri hubungannya tidak bisa.

Kadang saya berpikir, apakah saya terbawa ambisi untuk mendapatkan cewek Jepang, hingga ngebet sekali dengan cewek yang bermata sipit? Ternyata tidak. Harusnya di Surabaya saya bisa mendapatkan cewek macam itu dengan mudah. Di Surabaya, banyak macam cewek seperti itu.

Dan setelah saya memikirkan lagi dengan mendalam, akhirnya saya menemukan jawaban yang mungkin tepat. Penasaran dengan alasannya? Sepertinya aku suka dengan istri saya, karena dia suka dengan saya. Sesederhana itu ternyata.

Boleh jadi saya menyukai cewek yang baik, pinter, cantik, dan matanya sipit. Tapi, apakah saya akan terus menyukainya? Ternyata tidak ketika cewek tersebut tidak menyukai saya. Saya akan mundur. Mengapa saya memilih mundur? Karena saya lebih suka menyibukkan diri dengan hal yang lebih berguna ketimbang harus mengejar cewek yang ternyata tidak membalas cinta saya.

Ternyata cinta itu sederhana.

3 komentar:

  1. Balasan
    1. haha, bisa dibilang begitu :P
      tapi enggak juga sih
      kepepetnya enak kug, haha

      Hapus
  2. Mungkin sudah tidak perlu dicari lagi alasannya

    BalasHapus