Persona Intikalia

31 Okt 2016

Mencintai Pekerjaan dan Mengerjakannya dengan Santai

Sebagai orang yang sudah berumur kepala 2, bekerja adalah hal relatif wajib. Mengapa relatif? Karena memang masih ada orang yang sudah berumur kepala 2 namun masih harus belajar dan tidak bekerja. Meskipun belajar juga bisa dikategorikan bekerja juga loh. Pasalnya saya pernah ketemu dengan mahasiswa S2 yang sudah menikah dan menafkahi istrinya dari beasiswa S2-nya. Keren juga. Haha.

Mencintai pekerjaan itu sebuah keharusan. Jika kamu tidak mencintai apa yang kamu kerjakan, kamu akan susah menikmati hidup. Jika kamu sudah cinta, kamu pun akan mengerjakannya dengan santai dan hati senang. Capek sih capek, tapi capeknya beda loh dengan orang yang tidak mencintai pekerjaannya.

Setelah lulus dari ITS dan diwisuda bulan September 2016 kemarin, saya kadang bingung mau kerja apa. Padahal sebelumnya tidak pernah bingung. Haha. Udah lulus, kug malah bingung. Aneh kan? Tapi istri saya meyakinkan saya untuk tetap melakukan yang saya sukai, yaitu ngeblog. Tanpa harus kebakaran jenggot ingin ikut trend teman saya lainnya yang melamar pekerjaan di perusahaan.

Saya dan istri sih yakin, bahwa yang namanya rejeki itu sudah diatur. Tidak akan tertukar. Bagaimana pun jerih payah yang dilakukan, hasilnya akan sama saja. Tidak percaya? Saya percaya karena sudah membuktikannya. Sebagai manusia, ternyata kita cukup cuma melaksanakan ikhtiar berupa usaha dan doa. Walaupun sebenarnya doa pun juga bagian dari usaha. Jadi jika kamu sudah banting tulang mati-matian tapi hasilnya dikit, sepertinya kamu kurang perhatian dengan usaha dalam bentuk doa. Berdoalah, karena semakin banyak berdoa, insyaAlloh akan terkabul dengan segera. Seperti halnya sebuah pintu yang sering diketuk, maka kemungkinan besar akan dibuka lebih cepat jika kamu hanya mengetuknya satu atau dua kali.

blog sudah masuk KBBI

blogger jadi bloger

Saya yakin, bahwa menjadi bloger (sekarang sudah diserap di Bahasa Indonesia, blogger jadi bloger) pun bisa menghasilkan pendapatan yang layak untuk menghidupi anak istri. Tentu saja dengan beberapa rincian loh yah. Karena faktanya banyak bloger yang belum bisa memonetasi blognya.

Berbicara masalah uang, terkadang saya dihibur dengan sebuah kata-kata bijak yang entah milik siapa saya lupa. Yang kira-kira artinya begini.

Masa muda adalah waktu belajar. Masa tua adalah waktu memanen.

Jadi sebenarnya yang harus saya lakukan saat ini adalah belajar dan belajar. Banyak PR yang harus saya kerjakan dalam belajar ini. Banyak yang ingin saya kuasai. Begitu juga dengan istri saya, katanya dia mau fokus belajar. Masalah cari duit, biar duit yang nyari kita saja. Super banget, 'kan? Haha. Tapi setidaknya saya percaya dengan tekad istri saya, walau kadang kalo lagi ga ada duit dan dia pengen pangsit, kadang mukanya memelas dan saya tidak tega. Tapi bagaimana lagi, kalo lagi ga ada duit beneran ga ada sama sekali. Haha. Tapi itu tidak lama sih. Besoknya biasanya udah ada yang transfer. Kalo belum ada? Ngutang dulu lah. Haha.

Walaupun faktanya memiliki utang itu tidak nyaman, tidak tenang. Jika sudah bayaran, sebisa mungkin saya lunasin semua. Tapi ya bagaimana lagi, kadang berurusan dengan advertiser itu baru cair paling cepat 2 minggu, bahkan ada yang cair baru 3 bulan. Haha. Jadi bisa disimpulkan saya lebih banyak berdoanya supaya cepat cair bayarannya daripada kerjanya. Begitulah, teman-teman seklumit kehidupan saya sebagai bloger. Ada susahnya, ada senangnya. Toh saya yakin orang yang kerja di perusahaan pun juga punya ujian yang bentuknya lain. Seperti beberapa teman saya yang memutuskan untuk fokus menganggur karena bosan kerja di perusahaan.

Hidup adalah pilihan. Tinggal kamu memilih, apakah kamu ingin melakukan pekerjaan yang kamu sukai atau pekerjaan yang tidak kamu sukai. Memilih sebenarnya adalah pekerjaan mudah. Yang susah adalah menjalani pilihanmu.

2 komentar:

  1. Super sekali, Bang Iska, hehe. Saya suka dengan cara pandangnya. Biarkan uang yg mencari kita, bukan kita yg mencari uang. Dan ya, masa muda itu adalah waktunya belajar.

    Membaca tulisan yg satu ini seolah hati saya yg tadinya lagi galau soal masa depan, tiba2 disiram oleh embun dingin. Ya, kita masih muda, gpp kalo belum tau hidup ini mau dibawa ke mana, gpp kalo salah, masih ada waktu untuk belajar dan mencoba lagi dengan cara yg lebih cerdas =)

    BalasHapus
  2. salut buat mas yang satu ini, top...
    semoga rejekinya tambah lancar mas,,
    semoga saya juga lebih niat ngeblog wkwkwk

    BalasHapus