Persona Intikalia

29 Des 2016

Pentingnya Lingkungan yang Baik Bagi Anak

Anak kecil memang susah ditebak. Seperti yang belakangan ini lagi saya rasakan. Entah kenapa dua hari ini Aisyah tingkahnya lagi nyebelin banget, haha. Teriak-teriak ke orang yang dia gak suka dan dikit-dikit nangis. Saya paham sih mungkin karena di lingkungan saya tinggal ini terlalu banyak contoh yang kurang baik. Teman-temannya juga suka berteriak dan bicara kasar. Beberapa kali saya harus mendengar Aisyah bicara dengan bahasa jawa kasar dan itu membuat saya sangat sedih. Padahal saya dan suami selalu berbicara bahasa indonesia yang baik. Gak pernah bicara bahasa jawa, karena saya gak bisa bahasa jawa, haha.



Saya gak punya pilihan selain segera pergi dari lingkungan yang buruk ini. Apalagi Aisyah bukan tipikal seperti saya yang suka diam di rumah. Aisyah lebih suka bersosialisasi dengan orang sekitar gak bisa terlalu lama diam di rumah. Seengaknya dia bakalan keluar rumah satu atau dua kali untuk menemui temannya. Atau bahkan dia bisa bermain di luar terus dan sulit diajak pulang. Kecuali semua temannya dimasukan ke rumah. Gak dipungkiri memang lingkungan akan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak.

Itulah kenapa sangat disarankan untuk tinggal di lingkungan yang baik. Kalau udah besar sih bisa mikir sendiri, mana yang baik dan yang gak baik. Kalau masih kecil semuanya diikutin. Kalau sudah begini saya memang harus rajin-rajin menegur Aisyah ketika dia mencontoh perilaku temannya yang kurang baik. Tapi seenggaknya beberapa minggu ini Aisyah sudah mulai malas main di luar. Caranya sangat mudah, cukup berikan mainan yang dia suka sebanyak-banyaknya maka Aisyah akan betah di rumah. Malahan yang ada anak tetangga yang nyangkut di rumah, haha. Tapi tetap saja ujungnya-ujungnya temannya juga tetep ngomong kasar di rumah, huft.

Kalau dilihat dari aspek perkembangan anak usia dini, Aisyah memang berkembang cukup pesat mulai dari fisik maupun sosial-emosional. Apalagi dari segi berbahasa Aisyah sudah cukup fasih berbicara bahasa indonesia yang baku. Seperti kata buatkan, bukakan, bereskan. Bukan seperti kebanyakan orang yang menggunakan akhiran yang gak baku. Padahal umminya aja kalau nulis jarang pakai ejaan baku, haha. Sampai ada orang yang bertanya Aisyah ini umur berapa kok bicara bahasa indonesianya lancar. Memang untuk beberapa kata dia belum bisa mengeja dengan benar. Tapi seenggaknya kalau dia berbicara saya maupun orang yang belum kenal Aisyah bisa paham.

Kerena perkembangan Aisyah yang sangat baik ini saya gak ingin melewatkannya dengan hanya melihatnya terbawa arus buruk. Tahun depan yang cuma tinggal ngitung jari, mudah-mudahan bisa segera pindah dan mendidik Aisyah dengan baik di rumah yang isinya cuma saya suami dan Aisyah.

3 komentar: