Persona Intikalia

17 Agu 2013

17 Agustusan

Jika beberapa tahun yang lalu 17 Agustusan menjadi acara yang mewah, beberapa tahun ini di kampungku acara 17 Agustusan biasa saja. Malah cenderung sepi. Jika dulu sering diputar lagu Hari Merdeka, sekarang tidak lagi terdengar suara itu. Jika dulu 17 Agustusan isinya lomba-lomba: lomba makan kerupuk, lomba bakiak raksasa, lomba pecah kendi, dll; kini itu hanyalah sebuah kenangan.

Google

Kenapa begitu? Coba saja tanyakan pada mereka atau padaku? Itulah perubahan zaman. Anak jaman sekarang sudah tidak nyanyi cit cit cuit, kampuang nan jaoh di mato, atau semisalnya; tapi malah nyanyi "mungkin inilah rasanya". Sangat berbeda.

Kalau dulu anak kecil suka mainan outdoor, sekarang suka duduk di depan PC main game. Anak-anak kecil dahulu sudah jadi dewasa, ga mungkin mainan outdoor kayak dulu. Dan parahnya di kampungku jalan-jalan tak seenak dulu. Susah mencari lahan untuk bermain outdoor. Kalo dulu saja bisa main sepatu roda, kini ga bisa; jalan sudah dipaving, tapi pavingnya hancur. Lantas anak kecil mau main apa? Ga gitu juga sih, main naik sepeda masih bisa, hehe.

Kug saya kesannya protes dengan perubahan, hehe. Padahal perubahan itu pasti, pasti memakan tumbal. Tapi itulah kehidupan. Sepertinya memang harus tetap disyukuri kemerdekaan ini, walau tidak sepenuhnya merdeka. Kenapa bersyukur? Cobalah liat stabilitas nasional negara Indonesia. Masih lebih bagus daripada negera Mesir yang sedang dilanda fitnah dan konflik. Ayolah syukuri kemerdekaan ini, jangan sampai Indonesia jadi seperti Mesir.

Semua itu berasal dari tidak menghormati Presiden. Kadang saya bingung dengan orang yang menjelekkan Presiden. Apa yang menjelekkan itu lebih baik dari yang dijelekkan? Miris. Coba liat timeline Twitter atau page Facebook Presiden kita. Apakah seperti itu bangsa ini? Apakah bangsa ini (anak) tidak bisa menghormati bapaknya (Presiden)? Entahlah.

11 komentar:

  1. Kayaknya ketidakmeriahan acara 17-an itu tidak bersifat lokal, deh. Soalnya di tempatku juga jadi biasa amat.

    BalasHapus
  2. di saya rame gan, malahan macet pada konvoi gitu

    BalasHapus
  3. aku belum pernah ngecek timelinenya pak presiden :)

    BalasHapus
  4. smua orang masing-masing punya pendapat, ada yang senang kepada SBY dan ada juga yang tidak,
    Happy Independence Day For My Indonesia...Merdeka !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mas :)
      tapi rasa ketidaksenangan itu seharusnya tidak diumbar di publik
      hal yang seperti itu mengesankan kalo rakyat Indonesia kurang bersyukur dengan kinerja Presidennya
      padahal kalo disuruh jadi Presiden, apa mungkin dia bisa kayak gitu? atau malah makin buruk :D

      Hapus
  5. saya malah ngakak baca mentionnya orang2 di twitter nya pak sby, ada yang tanya jam, minta nomer, minta thr, ada yang ngasih info nggak penting, ada yang sok kepo, tanya ini tanya itu.. Namun juga ada info info yang amat menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. wekeke, itulah cerminan rakyat Indonesia
      beragam banget, Bhinneka Tunggal Ika :D

      Hapus
  6. habis presiden kita gitu.... gemeees jadinya :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. wekeke :D
      kayak bayi yah? bikin gemes? :P

      Hapus