Persona Intikalia

16 Okt 2015

Tutup Mata

Yang namanya anak kecil memang belum bisa membedakan baik atau buruk. Jadi sebagai orang tua, kita lah yang harus mengarahkan sang anak. Terkadangan hal ini gak mudah. Banyak sekali kendalanya. Apalagi ketika mengasuh anak gak hanya berdua dengan suami. Ketika banyak orang yang campur tangan hal ini menjadi lebih sulit.

Terkadang saya lebih memilih Aisyah menangis dari pada harus melakukan hal yang gak seharusnya. Tapi ketika saya tegas dengan pilihan saya, sayangnya kadang ada intervensi dari luar yang sangat menyebalkan. Akhirnya anak saya akan lebih memilih orang lain ketimbang ibunya sendiri. Jadi kesannya saya jahat.

Kalau udah urusan kayak gini saya jadi sangat sensitif. Kadang saya jadi marah ke Aisyah. Padahal Aisyah gak mengerti apa-apa kecuali yang dia inginkan. Kalau sudah marah saya lebih baik menghindar dari Aisyah dan nyuekin dia. Toh kalau yang ngemong udah cape nanti mereka bete sendiri dan nyerahin Aisyah ke saya.

Belakangan ini saya kembali sensitif. Padahal saat datang ke Surabaya saya sudah mulai masa bodoh dengan orang-orang yang ngemong Aisyah. Ketika mereka melanggar aturan-aturan yang saya berikan pada Aisyah, saya lebih memilih tutup mata. Anggap saya gak tahu saja. Maka dalam beberapa bulan saya berhasil hidup agak tenang. Tapi sebenarnya saya hanya membodohi diri sendiri.

Kemudian beberapa hari ini saya mulai sensitif lagi. Pikiran saya mulai kacau melihat Aisyah. Apalagi ketika magrib tiba dan Aisyah gak mau diam di rumah. Dia lebih memilih jalan-jalan di luar bersama kakeknya. Awalnya saya masa bodoh. Tapi hampir tiap magrib seperti itu. Akhirnya saya kesal. Tapi untungnya saya bisa mengakalinya dengan memberikan mainan yang bisa membuatnya tetap di rumah.

Kadang kalau sudah marah saya suka bikin suami ikutan bete. Jadilah makin kacau. Keadaan jadi lebih baik ketika saya masa bodoh dengan kelakukan orang-orang di sekitar. Sepertinya saya memang harus bersabar untuk satu tahun ke depan. Mudah-mudahan tahun depan kami pindah dari sini. Hidup bertiga saja. Saya ingin keluarga kecil kami hidup dengan aturan yang dulu kami inginkan.

Bersabar memang hal yang mudah diucapkan. Tapi ketika dilakukan bersabar itu sangat sangat sulit sekali. Hingga rasanya ketika menemukan hal yang menyebalkan saya lebih memilih tutup mata. Meski sebenarnya tutup mata dari kekacauan yang ada bukan solusi.

3 komentar:

  1. itu sama aja diam=emas. tp aku pernah diam aja tp membawa masalah

    BalasHapus
  2. sabar yah mbi
    toh kekesalan pun bisa jadi duit :P
    buktinya ada link ke toped :D

    BalasHapus
  3. Memang benar mbak sabar itu harus kuat-kuat hati dan mental karena kalau ngak kuat bisa-bisa semua yang kita bangun bersama orang tersayang jadi hancur :'(

    BalasHapus