Persona Intikalia

24 Jan 2011

Kisah Si Kodok Tuli

Suatu hari ada sebuah perlombaan naik tiang yang tinggi di sebuah kerajaan kodok. Banyak kodok yang berpartisipasi dalam lomba tersebut. Perlombaan tersebut diadakan di alun-alun kerajaan yang sangat luas sehingga memungkinkan semua penduduk kerajaan kodok dapat melihat perlombaan tersebut.

Perlombaan dimulai. Semua kodok bahu membahu ingin mencapai puncak dari tiang tinggi tersebut. Saat berada di tengah jalan pertandingan, banyak kodok yang merasa kelelahan. Penonton pun mulai pesimis dengan lomba ini. Karena tiang yang terlalu tinggi, sepertinya sulit dan mustahil untuk dicapai. Ada beberapa kodok yang berpikir, sepertinya kita tidak mampu untuk mencapai puncak, lebih baik kita akhiri saja perbuatan sia-sia ini. Beberapa kodok yang berpikir seperti itu kemudian jatuh dan keluar dari lomba itu. Sementara yang lainnya masih berusaha.


Akibat dari mundurnya beberapa kodok itu, semakin membuat keraguan pada peserta lomba itu. Di sisi lain, juga banyak penonton yang berteriak agar kodok-kodok peserta itu turun saja dan meninggalkan perlombaan. Beberapa kodok pun terus berguguran karena mereka sudah merasa tidak mampu untuk melanjutkannya lagi. Satu per satu meninggalkan perlombaan.

Hingga peserta perlombaan itu tinggal satu kodok. Kodok itu terus berusaha untuk mencapai puncak. Semua berteriak, kamu tak mampu untuk mencapai puncak. Itu hal yang sia-sia. Raja kodok memang mendesain tiang tinggi itu untuk tidak bisa dicapai. Namun, kodok itu pun terus naik hingga akhirnya sampai di puncak. Penonton pun terkejut dan bersorak gembira. Setelah kodok tadi turun, raja kodok memberikan hadiah padanya. Sejak saat itu, semua baru sadar kalo ternyata kodok tersebut tuli.

***
Yang bisa diambil dari cerita di atas adalah sesekali kita memang harus tuli terhadap perkataan orang di sekitar kita. Boleh jadi kata-kata itu akan memupuskan impian yang kita rencanakan.

39 komentar:

  1. hu um .. betul .. kalo sudah ada niat baik langsung laksanakan .. jangan hiraukan perkataan yang mengganggu .. semangat ..

    BalasHapus
  2. Inspiratif dan aku termotivasi dari cerpen ini John...

    ini kamu sendiri yang buat?!

    BalasHapus
  3. aku hanya menulis ulang dengan kata-kataku saja :D

    BalasHapus
  4. ... Ajib, sumfah keren ceritanya!
    biarkan anjing mengonggong kafilah berlalu *bener g ya? *
    yg penting mah kita tetap berusaha sekuat tenaga, siapa tahu bisa seperti kodok itu :P,.

    BalasHapus
  5. dengan bersikap "tuli" bisa mendorong seseorang mencapai tujuannya yang sepertinya ga mungkin dicapai..tapi ingat dengan "ketulian"nya jangan samppai menjadi "buta hati"...

    BalasHapus
  6. @Blog Santai: bener om :)

    @todi: betul banget, yang jelas jangan sampai buta hati :)

    BalasHapus
  7. seep, kalo kata2 orang di sekitar bisa memupuskan impian kita, ya cuekin aja
    mantab sob ceritanya, mnghibur

    BalasHapus
  8. Bagus John, setidaknya kamu punya pemikiran sendiri. Dengan gaya intikalia dong pastinya, huahahahah :D

    BalasHapus
  9. like this!
    tp yg sulit dr me-tuli-kan diri trhadap apa2 yg kiranya bisa memupuskan impian kita adalah menentukan batasannya.sampai dimanakah yg dikatakan tidak buta hati..
    bahkan terkadang adakala kita memang dimaksudkan untuk menyerah untuk mndapat yg lbih baik..

    numpang ngasih quote:"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.. "

    BalasHapus
  10. Ternyata ada makna yang mendalam di balik ceritanya. Sukses selalu sobat

    BalasHapus
  11. hhmm. cerita yang inspiratif. Kalo ga tuli mungkin juga ngikutin jejak temennya ya..

    Persetanlah orang mo ngomong apa. Yang penting capcus bang... Canjutkan !!! #halah

    BalasHapus
  12. menulikan diri sendiri untuk fokus memang terkadang perlu... makanya ada pepatah biarkan anjing menggonggong.. terusin ndiri deh :D

    BalasHapus
  13. biar pun anjing menggonggong, ku ikut juga ?? hahah :D

    BalasHapus
  14. maka perlu tumpukan kosentrasi untuk mencapai impian.kisah ini bisa saja jadi teladan untuk tidak terlalu mengikut kata2 orang lain.

    BalasHapus
  15. Luar biasa....kita tidak boleh lemah tentunya...karena cibiran dari orang lain....mantaaaaaaap

    BalasHapus
  16. si kodok tuli dan keras kepala.... melihat banyak peserta berguguran, tentu saja jadi bersemangat untuk menang :D

    BalasHapus
  17. tebar pesonieeeeeeeeeer ah :D

    John, kamu kalau posting terjadwal ya?

    BalasHapus
  18. sumpah cerita ini keren!! tapi ga copas kan? heheheeh

    cieeeh..page ranknya dipasang. hahahahaha

    BalasHapus
  19. @Ajeng Sari Rahayu: ga juga, tapi saya usahakan setiap hari posting :D

    @Huda Tula: ga copas mas, cuma menulis ulang cerita yang pernah ane dapet dari sebuah percakapan dengan senior saya :)
    btw. gapapa mas, biar bikin bangga pasang pagerank :D

    BalasHapus
  20. salam kenal yah...
    abetul itu, kadang kita tak harus mendengarkan orang lain karena saat itu hati harus bicara...
    http://f4dlyfri3nds.blogspot.com

    BalasHapus
  21. Bagus...tiap hari ya John aku samperin ke rumah mu ini. (kalau nggak mati lampu seh,)

    Sayang ndak ada susuhane ki,eheheh :D

    BalasHapus
  22. kan lihat di dashboard bisa, kalo blog ini update bakal keluar
    kan kamu sudah follow blog ini :D

    BalasHapus
  23. Yup, udah cepetan posting gih sono ...

    BalasHapus
  24. lagi males mosting ... nanti aja agak siangan dikit :D

    BalasHapus
  25. owh... kalau ditulis ulang si ga apa2. heheeh

    BalasHapus
  26. haahaa ... ditulis ulang dari ingatanku :D

    BalasHapus