Tokyo Tower, Tunggu Aku 5 Tahun Lagi

Terinspirasi dari sebuah entri milik mbak Ami, jantung berdegup cepat di pagi hari yang semilir dengan angin sepoi. Satu kata yang membuatku kembali berpikir, Tokyo Tower. Seperti dalam entri-entri sebelumnya dan beberapa obrolan lewat SMS dengan seorang blogger, kenapa sih aku ngebet banget pergi ke negeri Jepang?

Inilah jawaban seorang mahasiswa dengan ambisi yang sangat besar sepertiku. Aku pernah melihat video tentang kisah seorang mahasiswa IPB yang berhasil mewujudkan cita-citanya. Ia menulis cita-citanya itu pada dua lembar folio. Awalnya ia tak percaya, namun lambat laun, cita-citanya mulai terkabul. Hingga deretan cita-cita dalam folio itu satu demi satu tercoret (tanda sudah terlaksana). Sungguh kisah yang inspiratif dan itu terjadi.

Ternyata tak hanya aku yang berambisi pergi ke negeri Sakura, temanku pun, salah seorang yang aku temui pertama kali saat acara pertama kali di ITS (tempat kuliahku sekarang), ternyata setelah ngobrol-ngobrol, ia berambisi pergi ke negeri Perancis. Melihat itu, aku pun semakin bersemangat untuk pergi ke Jepang. Aku ingin melihat Tokyo Tower langsung dengan mata telanjang dan berteriak, "Alhamdulillah".

Sempat seseorang menanyakan bagaimana caraku bisa pergi ke sana. Aku menjawabnya, dengan "belajar yang rajin". Sungguh jawaban itu seakan terlihat tidak realistis. Namun, siapa yang tahu apa yang terjadi di kemudian hari. Alloh itu seperti apa yang kau pikirkan. Ketika kau menganggap Alloh akan mengabulkan cita-citamu, niscaya cita-citamu akan terkabul. Awalnya aku ragu hingga semua yang aku inginkan benar-benar terjadi. Sejak saat itu, aku tidak takut lagi bercita-cita. Aku ingin ke Jepang. Ini cita-citaku 5 tahun lagi. Ingat itu!