Malam itu, saat aku asyik internetan, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ternyata ada sebuah SMS dari Nadva, mantan pacarku. Aku baca, aku perhatikan, lalu aku sedikit berpikir, termenung. Apa maksud dia SMS seperti ini. Karena aku bingung dengan maksudnya, aku telepon dia balik. Beberapa percakapan hingga akhirnya aku paham apa maksudnya.
Paginya, aku bergegas bangun. Pagi ini aku tidak kuliah karena memang lagi di sela-sela minggu-minggu UTS. Kebetulan pagi ini aku tak ada jadwal UTS. Kemudian aku membongkar lemariku dan memungut baju SMA ku dulu dan memasukkannya dalam tas. Aku bergegas berangkat. Seperti instruksinya saat aku bercakap di telepon, aku tidak boleh membawa sepeda motor atau sejenisnya. Hanya boleh naik angkot saja.
Saat aku naik angkot, aku SMS dia, apa dia sudah berangkat. Ternyata dia sudah sampai di tempat janjian kami bertemu hari ini. Aku merasa, dia benar-benar merencanakan hal ini dengan baik. Sampai-sampai dia sudah sampai lebih dulu di tempat tujuan. Tak lama kemudian, aku sampai di tempat tujuan. Saat aku turun dari angkot, aku melihatnya telah berdiri menungguku.
Maaf, terlambat - kataku
Oh, nggak kug - katanya
Oke, sekarang kita mau ke mana? - tanyaku
Apa kau bawa baju SMA-mu dulu? - tanyanya
Ya, emang kenapa? Ini ada di tasku - tanyaku
Bagus - jawabnya
Tak lama, tiba-tiba ia menggeret tanganku dan mengajakku pergi ke suatu tempat. Ternyata dia mau naik angkot. Angkot pun berhenti, kami berdua naik. Tujuan kami ternyata Mall tempat kami dulu sering pergi berdua saat masih terjalin hubungan. Kami berdua telah sampai di Mall itu. Kami masuk. Ia pun mengajak aku untuk ke tempat ganti baju, tepatnya toilet. Kami masuk di toilet masing-masing dan mengganti baju kami dengan baju ketika SMA dulu. Sedikit aneh sih, karena memang sudah lama aku tak memakai baju SMA-ku lagi. Aku keluar dari tempat gantiku. Aku lihat, dia sudah menantiku.
Ayo, kita ke tempat selanjutnya - ajaknya sambil menggeret tanganku
Mau ke mana lagi? - tanyaku
Sudahlah, ikuti saja - tegasnya
Oke lah - aku pasrah
Ia mengajakku ke tempat hiburan yang biasa kami kunjungi dulu. Kami main roller coaster dan juga masuk di rumah hantu. Teriakan histerisnya, seakan mengingatkanku masa-masa ketika kami masih satu. Aku lihat ekspresi wajahnya yang berbinar penuh semangat. Kami membeli kembang gula dan memakannya bersama. Tak kami sadari ternyata hari sudah sore. Namun, sepertinya dia masih ingin bermain-main di sana lebih lama lagi.
Ternyata hari sudah malam. Tempat itu semakin ramai dengan pengunjung. Maklum saja, malam itu memang lagi ada pagelaran musik dari band-band indie. Dia menggandeng tanganku memberikan isyarat agar aku menemaninya untuk melihat pagelaran itu. Oke lah, aku turuti maumu. Tiba-tiba dia bersandar di pundakku. Aku diam saja, sedikit acuh sih meskipun merasa sedikit aneh, karena kita memang bukan apa-apa lagi. Sepertinya aku lihatnya rautnya mulai bosan. Ia mengajakku ke tempat lainnya. Tempat yang tidak terlalu banyak orang. Tempat itu favorit kami dulu, karena memang bisa melihat bintang yang bertaburan dengan sempurna.
Ia mendekapku. Aku pikir dia kedinginan. Aku biarkan saja dia begitu. Kemudian, dia menengadah menghadapku dan bertanya.
Kamu tahu ga mengapa aku mengajakmu ke sini? - tanyanya
Iya, aku ga tahu - jawabku
Kenapa kamu mau saja, padahal kamu ga tahu? - introgasinya
Ya, gimana ya, aku percaya aja - jawabku
Kamu tahu ga, hari ini tanggal berapa? - tanyanya
Tanggal 4 April - jawabku
Apa kamu ngga inget ada apa di 4 April? - tanyanya
Emang ada apa? - jawabku
Bukankah kita pernah berjanji, kita akan bertemu lagi di sini tanggal 4 April - jelasnya
Ouh iya, aku sempat berpikir itu tak 'kan terjadi - kataku
Kenapa? - tanyanya
Kita kan sudah tidak ada apa-apa lagi - kataku
Janji tetaplah janji - katanya
Aku teringat 4 April tahun lalu tepatnya satu tahun kami berpacaran kami pernah berjanji untuk bertemu lagi di tempat ini. Namun, sayangnya enam bulan sebelum ini, kami terlebih dahulu putus. Aku menganggap bahwa momen itu tak 'kan pernah aku temui. Namun, sekali lagi tidak. Ia benar-benar menepati janjinya.
Apakah kau juga akan melakukan apa yang kau katakan setahun lalu? - tanyaku
Ya, karena aku sudah berjanji - jawabnya
Tak lama kemudian dia mengecup bibirku. Aku hanya bisa diam dan menikmatinya tanpa harus berkomentar apa-apa. Janjinya setahun lalu, ia akan mengecup bibirku di tempat ini. Dan sekarang, benar-benar terealisasi. Semua itu pun berakhir tanpa ada kata balikan antara aku dan dia. Setelah dia mengecupku, dia bilang "terima kasih telah membantuku untuk menepati janjiku". Kemudian kami pulang ke rumah masing-masing. Aku masih bingung dengan apa yang ia mau. Cewek itu memang kompleks.
NB: Cerita ini penuh khayalan dan tidak pernah terjadi pada diriku. Murni imajinasi. Hahaha :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ehm.. kalopun real juga nggak papa john. hehehe.. makanyaa jangan cuman bikin crita donk, ayo wujudkan! #nyindirDiriSendiri.
BalasHapushahaa..
keliatan fiksi stelah baca, emang ada roller coaster dalem mal?.. #baru tau
waduh...
BalasHapussaya kira beneran.hehehhe...
untung baca sampe bawah:D
@Gaphe: roller coaster-nya itu di tempat hiburan deket mall-nya om
BalasHapusbukan di dalemnya
@Nova Miladyarti: hahah ... bagus dong :)
Hahaha juga... Menikmati tapi tidak memiliki, hahaha lagi... Terus wahahahaha (lumayan panjang).... *kalo dipikir2 aku dah lama gak naik roller coaster
BalasHapusapa ya John? khayalanmu oke juga :p
BalasHapushahhahaha kurang ajar kirain beneran.. bagusbagus :D
BalasHapusterkadang cerita yang dibikin seseorang itu menggambarkan lubuk hati nterdalam dari si penulis. hehhehehe
BalasHapusimajinasi kelewatan, sampe dicium segala, saya saja belum pernah, kecuali sama ibu dan ayah, memang bener2, ngarep dot com.. tapi saya dapet pesan positifnya, untuk nepatin janji, apapun itu, makanya jangan asal bikin janji.. BTW terimakasih atas ceritanya.
BalasHapusalamak.. ampe di cium.. haha.. tapi sayang cuma hayalan.. haha.. di tunggu kunjungan balik+followbacknya ya... *ngareepp..... :D
BalasHapusehem...
BalasHapusbeneran ini imajinasi??
hmm..
aku kira beneran imajinasi..
ternyata hanya cerpen..
haha..
bagus²...
ternyata imajinasimu dari dulu sampai sekarang tidak berubah john.. hahaha..
BalasHapus@Adryan Nurdien: bagus toh :P
BalasHapus@AkaneD'SiLa: ya itu mah beneran imajinasi yang aku jadikan cerpen
@affie9: salam kenal juga :)
@pandi: bagus, ternyata Anda masih bisa menemukan sisi positif dari cerpen yang bobrok ini :P
@Noeel-Loebis: bisa aja nih abang, jadi malu nih aku
@ajengthree: sepertinya kamu terlalu terbawa oleh cerita ini
@Ajeng Sari Rahayu: makasih atas pujiannya
@Ami: ya kapan-kapan naik Roller Coaster mi :P
assiiikkkk... hahhha. akhir yang dramatiss..
BalasHapusmungkin si cewek itu Lexy, dalam benakmu...ngono ndak John? kalau baca tanggapanmu buat Nueel.
BalasHapus@Muhammad Mishbah: wah kenapa gan?
BalasHapus@Ajeng Sari Rahayu: ah ... sepertinya tidak perlu aku jawab lagi :P
ya..janji adalah hutang sih..
BalasHapuscuma yg aku ga paham kenapa harus pake baju SMA?apa janjinya dulu juga gitu??
biar lebih terlihat awet muda :)
BalasHapus@john : ya. bagus lah, daripada imajinasimu tambah 'koleng'..haha..
BalasHapusya ya ya, aku rasa itu bukan kebutuhanmu.
BalasHapus@Adryan Nurdien: haha :)
BalasHapusmari berkoleng ria :D
@Ajeng Sari Rahayu: begitulah
hahaha john john
BalasHapuskenapa bim? Hahaha :P
BalasHapussiap koleng maneh ta ngko bengi?? hahaha..
BalasHapushahaha ... kita lihat saja nanti :)
BalasHapusjangan uska ngecewain hati cewe mas.
BalasHapusKesian dianya
siapa yang ngecewain hati cewek mbak bro
BalasHapusdibaca dulu dums, itu kan cuma fiktif belaka :)
heu, heran deh lu john suka banget bikin cerita fiktif, gue nyaris percaya ini asli :D
BalasHapushaha, cz enak sih bikin cerita fiktif
BalasHapusbisa meluapkan imajinasi yang tak tersampaikan