Friendster Tutup, Saya Senang

Pernyataan di atas sungguh berlawanan dengan awal kali saya mempunyai akun di Friendster sekitar tahun 2006 lalu. Awalnya aku sangat antuasias dalam ber-Friendster ria. Bagaimana tidak, dulu saja di sekolahku hampir semua anak punya Friendster, seperti halnya sekarang setiap orang punya Facebook. Namun lama kelamaan, citra Friendster mulai memudar.

Awal kali, semangat mengedit CSS dan HTML yang bisa dikostumisasi di Friendster adalah daya tarik sendiri bagiku. Ya maklum saat itu lagi gembor-gembornya edit HTML di sekolahku. Kami saling menyombongkan hasil editan kami yang langsung nampak bila dilihat di profil Friendster. Namun, entah mengapa sepertinya Facebook begitu menarik hati para penjejaring sosial. Awalnya aku coba-coba Facebook dengan bikin akun. Memang sih agak membingungkan, namun setelah beberapa jam mencoba, yah ... sepertinya memang Facebook lebih mengasyikkan dibandingkan dengan Friendster. Tak lama kemudian, sebulan kemudian sekitar September 2008, banyak sekali teman-temanku yang hijrah di Facebook. Dan tentu saja Friendster bernasib malang.

Sebenarnya, aku sudah merasa kalo Friendster ini memang seharusnya mengadakan fitur baru. Namun, sepertinya pihak Friendster terlambat menyadarinya dan hanya bisa menyesal setelah tenggelam ditelan Facebook dan juga Twitter. Saya akui banyak kenangan manis maupun pahit bersama Friendster. Intikali pun dikenalkan juga pertama kali lewat Friendster. Kata "intikalis" bukan ditemukan olehku, namun ditemukan oleh si AN pemilik blog Viva Kasa. Awalnya aku menggunakan kata "pengintikali" terinspirasi dari kata "penginjil", namun setelah dirasa "intikalis" terlihat lebih keren. Bahkan dari Friendster pun intikali berkembang pesat. Menjelma dengan nama-nama baru seperti NTXR (blog ini juga dulu sempat bernama NTXR Brigade, sekarang kan udah ganti Persona Intikalia) yang nama tersebut diusulkan oleh AAAA. Tak hanya itu, temanku yang bernama AIS narablog Umbra Secta juga mengusung nama CrossCore untuk menjelmakan intikali.

Banyak sekali kenangan bersama Friendster. Mulai dari kenangan kelam dan terang. Friendster merupakan jembatan tingkat lanjut untuk kopdar setelah lama aku melakukan chatting dengan aplikasi MXit. Entah mengapa MXit sekarang juga memudar dari otakku. Selamat jalan Friendster. Aku rela semua fotoku, testimoni, maupun pesanku kau hapus. Toh juga sekarang aku ngeksis di blog ini saja :D