Takdir Menjadi Seorang Engineer

Terkadang kehidupan itu memiliki keunikan tersendiri. Ada orang yang ditakdirkan bahagia terus, ada yang sebagian bahagia sebagian lagi sedih, ada juga yang paling naas, yaitu sedih terus. Ya, itulah kehidupan. Kehidupan memang sudah ditakdirkan, namun kita tak pernah merasa terpaksa dalam memilih jalan yang sebenarnya itu juga adalah takdir. Mulai bingung dengan kalimatku? Segera tutup tab browser artikel ini sebelum tersesat :D

Trust Me!

Menjadi seorang engineer juga merupakan sebuah takdir yang harus dijalani. Beberapa orang nyaman dengan posisinya sebagai engineer, sebagian lainnya merasa terpaksa, dan yang paling sialnya adalah menderita. Trust me, I'm an engineer - I have no live. Itulah fakta yang ada di lapangan. Engineer memang profesi yang seakan tak punya waktu untuk menikmati hidup. Tapi itu tidak mutlak. Kamu bisa mencari jalan lain, seperti aku, hehe. Trust me, I'm an engineer - I have no live a wife.

Dulu saat belum punya istri, kehidupan emang terasa ringan tapi monoton. Mungkin karena udah kesurupan dengan kode-kode HTML dan CSS, jadi berjam-jam di depan laptop ga kerasa. Dengan kehadiran seorang istri semua berubah, namun tidak selebay setelah Negara Api menyerang, hehe. Kehidupan mulai terasa kompleks dan menyenangkan, walau terkadang muncul kesedihan-kesedihan yang berujung solusi yang menyenangkan, hehe.

Masalah itu memang seperti ombak, menerjang-nerjang. Tapi kalo tidak ada ombak, laut akan menyeramkan karena terlalu tenang #mantraintikali.