Sepertinya, yang sering saya amati, ketakutan-ketakutan itu bersarang pada mereka yang sudah tua. Sedangkan pemuda, salah satunya saya, jarang sekali merasa takut. Mungkin itulah kenapa kemerdekaan Indonesia ini dicetuskan oleh para pemuda Indonesia saat itu.
Masih tidak percaya kalo ketakutan itu sering bersarang pada yang tua? Coba kamu lihat para pemuda, dia dengan nekatnya memutuskan untuk nikah, padahal duitnya pas-pasan. Pasti yang rempong adalah yang tua. Karena bagi yang muda, nikah yang penting sah, ga perlu perayaan yang wah.
Dan masih banyak dalam hal lainnya di dunia ini yang menunjukkan bahwa yang muda itu lebih sering tidak takut. Itulah kenapa sering banget dicari tenaga kerja yang muda. Yang muda identik dengan kreatif, tidak bertele-tele, cepat tanggap, dan berani mengambil risiko.
Tapi anehnya sekarang ini yang muda pun kadang dihantuin dengan jiwa yang tua. Mungkin semacam doktrin yang berkali-kali dibisikkan sehingga mendarah daging.
Seorang pemuda yang menikah, lalu mendadak dia menjadi penakut. Menjadi khawatir akan rejekinya, padahal sudah diatur. Menjadi pelit, karena hartanya takut habis. Menjadi penakut ketika ternyata ditakdirkan mempunyai anak lebih dari dua, takut tidak bisa menyekolahkan. Dan dia sekejap mata telah menjadi tua dan penakut.
Saya kasihan pada orang-orang penakut.
Karena harusnya pemuda tahu, dia masih muda. Banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Kondisi yang sekarang tidaklah abadi, suatu saat akan berubah sesuai apa yang kita kerjakan. Rasa takut itu hanya menjadi batu sandungan untuk berpikir kreatif.
Ada sebuah ucapan yang menurut saya cocok untuk hal ini, "dipikir karo mlayu". Karena cuma memikirkan ketakutan tanpa tindakan yang jelas, justru ketakutan itu menjadi nyata.
15 Jun 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar