Fenomena di dunia nyata begitu keras dibandingkan dengan dunia maya. Serasa hati ini sering terserempet oleh rasa yang sulit untuk didefinisikan dengan kata-kata, namun nyata bisa dirasakan hanya oleh yang merasakan. Seringkali aku dihinggapi oleh cenat-cenut clekat-clekit rasa yang hampir aku mengiranya itu adalah cinta, padahal bukan.
Sesekali aku bertemu dengan seorang perempuan yang berwajah biasa saja -menurut software pendeteksi kecantikan-, namun seringkali aku merasa sedikit naik adrenalinku. Kemudian aku menatap wajah perempuan itu, tentunya dengan mode curi-curi -takut ketahuan bro kalo terang-terangan-. Kutatap lalu kurasakan apa yang sedang ku rasa.
Sesekali aku berpikir, ini rasa apa sih sebenarnya. Sempat kepikiran kalo ini adalah cinta, namun aku yakin ini bukan cinta. Besoknya, aku ulangi lagi eksperimenku tentang rasa ini. Eksperimen ini aku ulangi terus-menerus hingga aku mengambil kesimpulan, saya bingung mau bilang apa tentang rasa ini. Namun, sekali lagi aku tidak menyebut ini cinta.
Mengapa ada rasa takut sendiri dalam hatiku jika aku mendefinisikan rasa ini adalah cinta ketika melihat wajahnya. Entah mengapa, aku tahu itu. Aku takut ketika aku mendefinisikan itu, maka secara otomatis otakku menyuruh anggota badanku untuk berbuat yang mungkin membuatnya sadar kalo aku lagi jatuh cinta padanya. Sayangnya itu tak 'kan pernah aku lakukan -semoga saja-.
Hingga kemudian aku kembali kepada prinsipku. Seorang intikalis itu tak harus menyebut hal yang seperti ini adalah cinta. Cukuplah aku menyebutnya ini intikali. Aku tidak menyebut ini cinta, ini hanya sebatas intikali saja, itulah kata-kata yang terngiang di otakku. Karena puncak dari intikali itu adalah menikmati. Selama masih bisa menikmati, mengapa harus memiliki.
Di atas hanyalah pendapat sesat belaka yang akan menggiring Anda menjadi seorang intikalis seperti saya jika Anda mengaplikasikannya. Hahah ...
kalo bukan cinta, mungkin kekaguman yang berlebih kali john :)
BalasHapus@Huda, wkwkwk baca komengmu :p
BalasHapus@Todi saja: sepertinya begitu :)
BalasHapusAjaran sesat intikali lagi...
BalasHapushahaha.aku tahu..aku tahu..
BalasHapusyah, aku ga tahu sih apa yg kamu rasa itu sama dengan yang aku maksud ato enggak(walau sepertinya sama), tapi juga pernah merasakan sesuatu yang mungkin kupikir cinta, tapi bukan.aku merasa tidak bisa menyebutnya cinta, atau belum(?)
btw ada ya software pendeteksi kecantikan??kalo pendeteksi kegantengan ada ga??hahaah
Cinta Atau Bukan Yang Penting Cinta
BalasHapusmau dong software buat deteksi-deteksian ;D
BalasHapussebuah pertanyaan untuk cinta...
BalasHapusintikali itu apa sih?!
BalasHapuslagi-lagi cinta membuat kita bingung
BalasHapusaku juga tidak menganggap cerita ini adalah cinta. hehhee:D
BalasHapus*?????
kata-kata om john : "Selama masih bisa menikmati, mengapa harus memiliki." stuju banget ! dan ini yg lagi ku rasakan ahhay :D
BalasHapus@Ami: hahay, sudah tahu sesat mengapa dibaca ... hahah :D
BalasHapus@YeN: haha ... ya kamu buat sendiri neng :)
@Nurul Imam: itu bukan cinta :)
@☺☺☺: belum dibuat :)
@joe: begitulah
@Merli: kesalahan pertama yang kamu lakukan adalah bertanya apa itu intikali :)
@Rahman Raden: begitulah :)
@kangmusa: hahay, BW yah om :D
@Nova Miladyarti: hahay :D
@nyanyan: wokokok ... begitu yah :D
sepertinya ada yang berubah dengan blognya mas john.. :p
BalasHapusblog saya selalu berubah om :P
BalasHapusbeh, enak minjem lah jon.hehe :p
BalasHapusitu namanya nafsu...
BalasHapussama kayak saya... ^_^
@YeN: hahaha ... yo belum aku buat yen :)
BalasHapusitu rencana masa mendatang :D
@Eks: hashhh ... kamu saja :)
aku enggak ... hahhaa
ciee yang lagi *tidak menyebut ini cinta*
BalasHapushahaha
hahah ... kenapa om? :)
BalasHapuscie-cie, yang lagi curcol di blog sendiri.. ehem-hem..
BalasHapushahahha,,,,
sekali-sekali bang :)
BalasHapus