Pelajaran Yang Kubenci

Pasalnya, setiap orang punya pelajaran yang dibencinya ketika masih masa sekolah dulu. Kebanyakan dari teman sekolahku di SD dulu, sangat membenci pelajaran matematika. Entah mengapa aku malah menyukai pelajaran matematika. Lantas, pelajaran apa yang kubenci? Mungkin Anda akan terperangah ketika Anda tahu pelajaran yang paling aku benci adalah PPKn. Tanya Kenapa?

Sejak kecil, mungkin karena lingkunganku atau apalah aku tak tahu secara pasti, aku selalu illfeel dengan pelajaran PPKn sejak SD hingga SMA. Entah itu mulai dari guru yang mengajar maupun materi yang diajarkannya. Aku beranggapan bahwa PPKn adalah pelajaran yang cari aman. Lihat saja, dia tidak pernah mengakui mana yang salah mana yang benar. Dia selalu mengajarkan toleransi. Namun, asal kamu tahu, toleransi itu hanya berlaku bagi umat beragama saja, dan tidak pernah mengajarkan toleransi kepada umat yang tak beragama alias atheis. Padahal dia mengajarkan tentang kemanusiaan. Apakah atheis bukan manusia?

Tak hanya itu, dia selalu mengajarkan agar tidak SARA, namun faktanya nol besar. Masih banyak di luar sana diskriminasi yang sudah jelas di depan mata. Dan aku sempat mengalaminya. Jujur, aku adalah seorang keturunan Madura, yang biasanya di masyarakat Jawa agak dianggap suku yang rendah dan selalu diperolokkan. Sayangnya, aku selalu berhasil membalik olokan itu ke orang yang merendahkan bangsa Madura. Tak semua orang tahu, bahwa di suku manapun terdapat orang yang baik dan juga orang yang jahat. Jangan menggeneralisasi sesuatu yang tidak general. Di sini sudah jelas bahwa PPKn hanyalah omong kosong.

Kebencianku dengan PPKn tidak berhenti di sana saja, saat PPKn itu diajarkan oleh seorang yang berengsek. Seseorang yang selalu bikin suasana kelas semakin runyam saja. Maklum saja, yang mengajarkan PPKn belum menikah dan sudah mulai tua. Seakan dia mau membagi penderitaannya. Oh ... kasihannya. Biar saja, Anda mau bilang saya apa. Saya memang bukan seorang nasionalis. Saya hanyalah seorang intikalis yang apatis, namun tetap berselonis dan melankolis.

Anda merasa terbakar dengan pernyataan saya? Berarti saya telah berhasil mengendalikan emosi Anda.