Sepi...
Selalu mengisi hari-hari Kartini
Meski ramai kesehariannya
Tapi sunyi dalam hatinya
Kartini
Kau gadis malang
Sendiri
Tanpa belaian kasih sayang
Engkau lelah
Bekerja pagi siang malammu
Mencari nafkah
Yang seharusnya bukan tugasmu
Kartini, Kartini...
Siapa yang bertanggung jawab atas ini?
Kartono kah?
Atau Kartini-kartini lainnya?
Kartini
Kau tertawa dalam tangis
Kau bangga dalam ironis
Kau cantik, namun teriris
Kartini
Kembalilah ke rumahmu
Rumahmu memang sepi
Tapi beda jika kamu kembali
Kartini, Kartini...
Cukuplah kau tertipu
Kau butuh kasih sayang
Bukan hanya berlimpah uang
Uang tidaklah berarti
Daripada suara bayi yang menghibur hati
Daripada ketenangan bersandar di dada suami
Daripada kemajuan dinasti
Dinasti?
Ya, dinasti ini tergantung pada Kartini
Jika Kartini bagus, maka baguslah dinasti
Jika Kartini buruk, maka buruklah dinasti
--- --- ---
Digubah oleh: Iskandar Dzulkarnain
Puisi sebelum sarapan pagi
12 Apr 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
puisinya gokilll. :D
BalasHapusmakasih :)
Hapussetuju..suara bayi memang lebih berarti daripada uang....rangkaian kata yang sungguh sarat makna...keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
BalasHapusmakasih sudah berkunjung
Hapussalam dari Surabaya om :)
Udah mu dekt hri kebaya yak?
BalasHapusyup, sekitar seminggu lagi
Hapusnanti ikutan pakai kebaya gak? hehehe
BalasHapussaya cowok :D
Hapusmasa pake kebaya
Walaupun kurang kasih sayang tapi berlimpah uang, kartini sekrang bisa beli kasih sayang hehehe... Lama gak kesini mampir lagi,m asyikbanget template mas,
BalasHapusSalam hangat dari Balikpapan
pernah ke sini yah? :D
Hapushari kartini tanggal merah ga? :D
BalasHapusenggak lah yo :D
Hapuskan senin