Persona Intikalia

10 Sep 2015

Purwokerto-Surabaya Bersama Dua Bayi

Alhamdulillah, sekarang sudah ada di Surabaya. Tepat tanggal delapan kemarin keluarga kecil kami pulang dari Purwokerto ke Surabaya. Setelah melahirkan Hafshoh saya memang berencana pulang setelah saya merasa lebih sehat. Meski tadinya saya ragu apakah saya bisa pulang membawa dua bayi tanpa didampingi orang lain. Suami tadinya ingin mengajak ibu mertua untuk membantu kami membawa para bayi. Tapi sayangnya karena tiket kereta api sudah naik maka ongkos untuk bolak balik jemput mertua jadi kebanyakan. Berhubung ingin ngirit akhirnya kami nekat berdua saja membawa para bayi. Ibu saya juga khawatir sekali, mengingat Hafshoh baru berumur sebulan. Tapi alhamdulillah, kedua bayi kami gak merepotkan selama perjalanan. Padahal lama perjalanan Purwokerto-Surabaya kurang lebih sepuluh jam.

Kami gak menemukan kendala terlalu besar saat membawa para bayi. Hanya saja Aisyah awalnya ketakutan saat kereta mulai berjalan. Dia minta untuk turun dan hampir menangis. Suami langsung menghadapkan dia ke jendela, sehingga dia bisa melihat pemandangan di luar. Barulah setelah itu Aisyah mau diam dan menikmati perjalanan. Tadinya kami kira Aisyah gak akan ketakukan naik kereta, karena sebelumnya memang sudah sering bolak balik naik kereta. Mungkin karena dulu masih kecil kali yah, jadi gak terlalu ingat. Sepertinya yang membuat Aisyah takut naik kereta adalah bunyi rel yang bergesekan dengan roda kereta. Terkadang Aisyah memang takut dengan suara yang menurutnya gak lazim. Tapi setelah terbiasa mendengar suara itu dia biasa aja.


Selama perjalanan Aisyah gak berhenti makan. Padahal bekal perjalanan kami gak terlalu banyak tapi untungnya gak sampai kehabisan makanan. Aisyah senang sekali makan mino selama di kereta. Sambil tiduran Aisyah tetap makan minonya. Hanya saja kalau sudah ketemu bagian mino yang keras biasanya bakal dikasih ke abinya. Jadi abinya makan sisa mino, haha.

Saya dan suami tadinya memang mengkhawatirkan Aisyah selama perjalanan. Kami khawatir kalau Aisyah akan bosan lalu tiba-tiba rewel dan menguji kesabaran kami. Tapi ternyata dugaan kami itu gak benar. Memang sih terkadang Aisyah seperti bosan, sesekali dia melempar tempat minumnya dan bikin berantakan. Tapi setelah kami tahu apa maunya dia diam kembali dan menikmati makanannya. Sedangkan Hafshoh selama perjalanan gak menyusu terlalu banyak. Bahkan menurut saya sedikit. Sepertinya dia lebih suka tidur dari pada menyusu. Hafshoh juga gak rewel selama perjalanan. Dia hanya menangis kalau minta susu saja.

Nasi Rames di Kereta Api
Oiya saat di kereta kami juga sempat membeli nasi rames yang di jajakan oleh pegawai KAI. Tadinya sih kami ragu karena pengalaman sebelumnya kami pernah beli dan rasanya mengecewakan. Tapi kali ini ternyata nasi rames yang kami beli rasanya enak. Packingnya pun berbeda dari sebelumnya, lebih bagus yang sekarang.

3 komentar:

  1. Smoga di Surabaya diberi ketenangan dan kmudahan ngasuh bayi2nya

    BalasHapus
  2. Allhamdulillah udah sama-sama lagi. AKu ga pernah beli makan di kereta mbak, kalau beli buat anak-anak aja

    BalasHapus
  3. udah lama gak naik kereta di Indonesia, kalo di sini sering :D

    BalasHapus