Pada triwulan pertama di tahun 2016 ini industri manufaktur di Indonesia mengalami cukup banyak tekanan. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah karena jumlah tenaga kerja dan volume pemesanan yang berbanding terbalik. Namun sedikit angin segar terjadi pada triwulan kedua dimana prospek dan optimisme sedikit meningkat. Naiknya indeks produksi dan meningkatnya jumlah persediaan barang membuat ekspansi industri manufaktur di Indonesia perlahan namun pasti merangkak naik.
Selain karena beberapa faktor internal yang ada di Indonesia, ternyata faktor eksternal yang ada di luar negeri juga mempengaruhi industri manufaktur di dalam negeri. Satu contoh, pada awal tahun 2016 ini, pertumbuhan ekonomi di China mengalami penurunan sebesar 6,9%. Salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan ekonomi China adalah karena naiknya gaji para pekerja. Dengan meningkatnya standar gaji pekerja di China tentu saja bisa menjadi peluang terbesar untuk Indonesia.
Karena kenaikan gaji tersebut, industri manufaktur di China mengalami penurunan. Sebaliknya, karena di Indonesia gaji pegawai masih tidak terlalu mahal, maka ini adalah sebuah peluang bagi Indonesia untuk menangkap dan mengajak berbagai perusahaan manufaktur yang ingin merelokasi pabriknya untuk berinvestasi di Indonesia.
Diantara beberapa peluang industri manufaktur yang cukup menjanjikan untuk ditarik ke Indonesia adalah, pabrik tekstil dan komponen ponsel.
Selain peluang tersebut, sebenarnya di dalam negeri, juga terdapat beberapa peluang industri manufaktur yang menjanjikan. Beberapa diantaranya adalah: industri kertas, kayu, makanan dan minuman, farmasi, packaging dan tekstil.
Menurut data industri manufaktur Indonesia terbaik UNINDO saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan masuk ke dalam ranking 10 besar industri manufaktur di dunia. Hal tersebut bisa dilihat dari statistik dan laporan yang berjudul "International Yearbook of Industrial Statistics 2016."
Kuatnya industri manufaktur dalam negeri berimbas pada munculnya kerjasama pemerintah dengan UNIDO (organisasi pengembangan industri perserikatan bangsa-bangsa). Baik pemerintah Inonesia maupun Unido mencapai kesepakatan untuk bekerjasama mengembangkan 13 sektor perindustrian dalam negeri. Hingga saat ini, setidaknya lima sektor industri di Indonesia sudah mulai digarap. Dan sisanya, delapan sektor masih dalam perkembangan. Total nilai kerjasama ini mencapai 528 miliar rupiah dengan program jangka panjang mulai dari tahun 2016 hingga tahun 2020.
Tidak mengherankan apabila industri memainkan peranan penting yang mempengaruhi perekonomian di dalam negeri. Bahkan, Menurut berbagai sumber, tahun 2016 ini, ekspor yang dilakukan Indonesia berada dalam tren yang cukup bagus. Terutama dari sektor non-migas. Dikutip dari pernyataan Menteri Perindustrian, Saleh Husin, industri manufaktur Indonesia di tahun 2016 mengalami pertumbuhan di atas 6%. Hal tersebut seperti yang disampaikan pada saat jumpa pers pada akhir tahun 2015 lalu di Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Merk2 made in Indonesia makin sini makin banyak tersebar di pasar internasional lho. Waktu di China dulu gua pernah nemu sepatu bagus, terus pas gua liat dalemnya...lho? Kok made in Indonesia? Eh ternyata dibuatnya di negara kita sendiri, hahaha
BalasHapus