Persona Intikalia

18 Agu 2014

Saya Tidak Malu Mengaku Tidak Tahu

Jika orang lain mungkin malu mengaku tidak tahu, justru saya tidak malu. Bagi saya tidak tahu adalah jawaban yang lebih terhormat daripada sok tahu. Di banyak hal, kadang memang saya jago. Tapi ingat, tidak semua hal saya jago. Bahkan dalam bidang yang saya tekuni, kadang saya luput satu hal yang saya tidak tahu.

Kadang beberapa orang terlalu memandang saya berlebihan. Dipikirnya hal-hal remeh bakal saya ketahui, padahal tidak. Kadang merepotkan jika orang lain memandang kita lebih. Ga percaya? Suatu kasus di mana kita tidak tahu mengenai bidang kita, kita tanya, justru orang lain menganggap kita sedang menguji mereka. Ini yang paling tidak saya sukai. Dianggap tahu, padahal saya tidak tahu.

Saya tidak malu mengaku tidak tahu, karena saya benci menduga-duga. Bahkan saya ketika berbicara dengan istri saya; meski saya tahu melalui gerak tubuhnya, saya pasti mengkonfirmasikannya. Kadang istri saya sebel. Dia juga sering bilang, masa' sih gitu aja ga tahu. Saya pun tertawa dan menjawab, kalo salah tafsir kan malah bikin repot.

Menikah memang sarat dengan komunikasi. Coba hitung berapa banyak rumah tangga hancur hanya gara-gara komunikasi yang tidak sampai dengan benar. Tidak ada hanya dalam komunikasi. Bahkan saya pun kadang harus berkali-kali mengkonfirmasi bahasa tubuh istri saya. Namanya saja cewek, kadang tidak bisa ditebak. Saya pun selalu menekankan pada istri saya, saya akan menghukumi sesuai dengan lahirnya. Jika dia bilang tidak, walau hatinya bilang iya. Maka saya akan menghukuminya dengan tidak :D

Diprotes? Jelas. Saya sering kali diprotes sama istri gara-gara perlakuan saya itu. Namun, itulah saya. Saya hanya ingin mengajarkan pada istri saya tentang sinkronisasi mulut dan hati, hehe. Orang-orang yang baik dan bahagia itu apabila mulut dan hatinya sinkron. Walaupun awalnya berat, alhamdulillah sekarang istri saya udah meninggalkan kebiasaan buruk cewek ini, hehe. Saya tahu wanita itu bengkok. Jika dipaksa, maka patah; jika dibiarkan maka akan tetap bengkok. Solusinya? Dinasehati pelan-pelan dengan cara yang paling nyaman.

Lah ini kug malah nyambung ke cewek. Oke balik lagi ke tidak malu mengaku tidak tahu. Enaknya mengaku tidak tahu adalah kita ga punya beban untuk mempertanggungjawabkan jawaban kita. Jika kita menjawabanya sok tahu, lalu salah; tentu kita akan disebut sok tahu. Kalo tidak tahu, aman. Kalo misalkan suatu hari kita tahu, tinggal kita bilang ke orang yang tanya waktu itu, kalo kita sudah tahu jawabannya.

8 komentar:

  1. seppp bener sekali kawan, tapi kadang banyak juga loh yang lebih suka menjawab tidak tahu hanya karena takut dianggap sok tahu ... atau malas menjelaskan sesuatu karena ribet ... intinya sih nurut aku bukan bangga dengan 'nggak tahu nya' tapi berani jujur apa adanya :) salam~~

    BalasHapus
  2. kemudian saya bertanya tanya juga, kok tiba tiba nyambungnya ke komunikasi antara suami dan istri ya?? Heheh..
    Triknya oke juga tuh. Bisa nanti dinasihatkan ke kawan-kawan saya yang lelaki. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, keinget aja mbak sama kebiasaan saya ke istri

      Hapus
  3. Jangan-jangan post ini sebenarnya cuma cara si John untuk menegur istrinya, hehe...

    Btw, yang menjengkelkan tuh, kadang kita udah jujur bilang nggak tahu, tapi orang gak percaya dan mengira kita gak mau bantu (menjawab pertanyaannya). Atau, kita bener-bener jujur nggak tahu dan bertanya pada orang lain, tapi yang ditanya nggak percaya, dan malah menuduh macam-macam. Jadi serba salah kalo gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha ... kalo saya negur istri biasanya langsung Hoed :)
      karena negur istri langsung itu lebih romantis, hehe

      haha, iya emang menjengkelkan
      saya bikin entri ini gara2 jengkel tanya2 tentang SEO ke orang lain, malah saya dituduh sudah master dalam SEO
      dari mana coba saya master SEO? kalo saya paham SEO, tentu aku tulis di blog, aku bagikan -- layaknya aku paham CSS, aku tulis di blog Iskael

      Hapus