Persona Intikalia

21 Apr 2017

21 April, Hari Poligami di Indonesia

Dulu, waktu saya masih kecil, kerap kali ada peringatan Hari Kartini. Ya yang namanya anak kecil kan mana tahu, asal ikut-ikutan aja apa yang diinstruksikan oleh guru. Jadi, pas tiap tanggal 21 April ini biasanya pakai baju adat buat meringatin Hari Kartini.


Saat agak gedean dikit, seumuran SMP lah, saya baru tahu kalo ternyata Kartini ini digadang-gadang sebagai perempuan yang sangat membela dan memperjuangkan hak-hak wanita. Sudah sampai di sana saja penjelasan yang saya dapat. Guru-guru SMP dulu juga tidak pernah menyenggol pribadi Kartini secara mendalam.

Ketika sudah beranjak lebih gede lagi, sekitar SMA lah, baru tahu ternyata Kartini ini bukan istri pertama. Dia istri kesekian dari seorang bupati. Dan anehnya ini jarang diungkap oleh pelajaran di sekolah maupun media. Hanya diambil sisi emansipasi wanitanya saja.

Sekarang saya pun jadi ragu mengapa mereka menggangkat Raden Ajeng Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita di Indonesia. Jangan-jangan mereka salah angkat tokoh yah. RA Kartini kan sangat mendukung poligami. Toh, buktinya sampai akhir hayat beliau, beliau tidak pernah dikabarkan melakukan gugat cerai terhadap suaminya.

Jangan-jangan, 21 April ini sebenarnya secara tidak langsung memperingati Hari Poligami Nasional. Hari di mana seorang perempuan bermartabat nan cerdas yang rela dipoligami oleh seorang Bupati. Dan bukan berarti ketika seorang dipoligami itu menderita. Justru sebaliknya, buktinya Kartini masih mampu dan sempat memperjuangkan hak-hak perempuan dalam hal pendidikan.

Ah, kug malah mikir sampai segitunya ya saya. Haha. Tapi, ngomong-ngomong, Selamat Hari Poligami Nasional yah ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar