Dulu, saya ketika masih mainan sama intikali; saya selalu bilang kepada pengikut intikali bahwa intikali itu salah. Baru kali ini kan ada sebuah aliran yang berani ngakuin kesalahannya. Biasanya sih aliran itu ngaku kalo dirinya benar. Ya kayak orang jualan kecap, maunya dan ngakunya kecap yang dijual adalah nomor satu.
Saya selalu bilang bahwa intikali itu sesat dan menyesatkan; jangan diikuti. Tapi emang dasar manusia, suka yang sesat-sesat walaupun udah dibilangin sesat. Sebagai orang yang dulu pernah tersesat dan sadar akan tersesat, saya selalu mengingatkan pengagum intikali agar mereka tidak ikut tersesat. Bukannya apa; dosa itu kalo diikuti banyak orang jadinya dosa jamaah; bisa jadi berlipat ganda bagi saya dong. Males banget dapet dosa lipat ganda :D
Karena saya sadar akan kesesatan intikali, saya gampang banget keluar dan meninggalkan intikali begitu saja. Intikali kini hanya sebuah nama; tidak lebih dari itu.
Sangat berbeda dengan orang yang fanatik buta. Orang yang fanatik buta ini akan mati akalnya. Dia mati-matian ngebelain orang yang dia fanatikin. Benar salah, menurut dia pasti benar. Dan kasihannya orang yang sudah fanatik buta ini secara tidak langsung menunjukkan akan kebodohannya.
Sayangnya pernahkan dia (orang yang fanatik buta) berpikir bahwa yang difanatikin itu akan memperdulikannya? Padahal kebanyakan tidak.
Orang yang fanatik itu harus rela meneguk racun kekecewaan yang mendalam jika dia sebenarnya tahu bahwa yang difanatikin ternyata berlepas diri darinya.
Contoh konkret dalam dunia per-idol-an; banyak sekali cowok-cowok jomblo Indonesia yang sangat fanatik dengan JKT48. Mereka yang fanatik itu harus siap kecewa jika idolnya suatu saat menikah, hehe. Ya iya lah; masa ga nikah cuma gara2 kamu fans-nya dia. Loe siapa? :D
Di dalam dunia lainnya, dalam masalah agama; seseorang tidak boleh fanatik pada seseorang. Karena sangat mungkin terjadi ada kekeliruan meskipun sedikit pada orang tersebut. Imam Syafi'i (ulama kawakan madzhab Syafi'i) sendiri mengatakan bahwa jika pendapatnya berseberangan dengan dalil yang shohih; maka tinggalkan pendapat Imam Syafi'i tersebut, lalu ambillah dalilnya. Lha terus apa kita harus fanatik sedangkan Imam Syafi'i saja berlepas diri dari pendapatnya yang menyalahi dalil shohih?
Dalam kasus lain di negara ini, Indonesia tercinta, banyak sekali orang yang fanatik terhadap Presiden Jokowi. Apapun yang diambil oleh beliau dianggap benar; padahal belum tentu. Beliau juga manusia biasa; tentu ada kemungkinan berbuat salah.
Dulu, kebanyakan orang tersesat juga gara-gara fanatik buta. Mereka mengambil apapun dari leluhur mereka dan menganggapnya semua itu benar. Dan semua apa yang berseberangan dengan leluhur mereka adalah salah.
Kalo kita beralasan jika orang dulu itu karena keterbatasan ilmu, lantas apa kamu tidak melihat orang-orang sekelas S1, S2, S3, bahkan professor juga ternyata bisa fanatik buta. Jadi apa penyebabnya yah? Hehe.
Mau aku bisikin ga? Aku tahu penyebabnya apa :D
Penyebabnya adalah karena mereka mencintai sesuatu secara berlebihan. Kecintaan yang berlebihan membuat orang buta. Layaknya orang yang sedang jatuh cinta; bau kentut kekasihnya serasa parfum dari Perancis, wangi semerbak menenangkan jiwa, hehe.
Maka cintailah sesuatu itu sekadarnya saja. Sadarlah yang engkau cintai itu juga manusia; sangat berpotensi melakukan kesalahan.
Penyebab yang kedua adalah kesombongan. Orang-orang yang fanatik buta ini sangat sombong sekali. Mereka tak 'kan mau mengakui bahwa yang difanatikin ini salah. Bukan karena apa, tapi karena biasanya mereka takut diejek. Dan biasanya orang yang takut diejek ini akan menyombongkan diri untuk menutupi kesalahan/kekurangannya.
Kamu bisa tes sendiri, coba saja kamu ejek orang yang sombong; dia akan menjadi-jadi marah besar kepadamu. Bahkan kamu akan dihujat mati-matian olehnya. Tapi saranku jangan dicoba yah, terlalu berisiko. Hehe.
Mungkin kamu penasaran mengapa orang yang sombong sangat tidak suka diejek? Jawabannya adalah karena sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Jadi kalo dia (orang sombong) itu diremehkan; maka dia akan menghujat mati-matian orang yang meremehkannya. Karena meremehkan itu adalah sifatnya, jadi orang lain ga boleh ikutan punya sifat itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
untung aja iska gak fanatik ya sama enny
BalasHapusklo gak, ketut enny bisa2 dibikin parfum sama iska :D
xixixi, iska sih masih rasional
Hapuskalo bau ya bau :D
kirain karena cinta bau jai wangi hehehe
HapusBenar, gan. Ane juga pernah lihat orang kayak contoh paling di bawah itu. Udah S3, fanatiknya kelewat banget soal produk tertentu. Kalau nggak di stebak, dia nggak mau. Fanatik stebak dia itu soalnya, ampe jelekin merek lain. Ane pengen bunuh tuh orang. Hahaha
BalasHapusSaya setuju dengan Anda Pak.
BalasHapusMungkin alasannya adalah keterbatasan di ilmu tapi pada bidang tertentu.Hehehe
Ya harusnya walaupun fanatik, tetep harus "melek".. biar gak tersandung batu.. hehe..
BalasHapus